Lalu Lintas Hewan Kurban Meningkat, Waspadai Penyakit Membahayakan

9 Juli 2020, 14:24 WIB
PENYEMPROTAN disinfektan dan pemeriksaan hewan kuran di Pos Pemeriksa Lalu Lintas Ternak (PPLT) atau Check Point Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat diperbatasan Jabar-Jateng. Tepatnya, Randegan Jalan Siliwangi Kec Purwaharja, Kota Banjar, Kamis 9 Juli 2020.*/DEDE IWAN/KABAR PRIANGAN /

ZONA PRIANGAN - Lalu lintas ternak untuk keperluan perayaan Idul Adha 1441 H / 2020 M yang masuk wilayah Jabar dari arah Jateng - Jatim mulai melonjak.

Peningkatan hilir mudik hewan kurban tersebut, terdeteksi Pos Pemeriksa Lalu Lintas Ternak (PPLT) atau Check Point Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat di perbatasan Jabar-Jateng, tepatnya Randegan Jalan Siliwangi Kec Purwaharja, Kota Banjar.

Menurut Kordinator PPLT Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat Perbatasan Jabar-Jateng di Banjar, Wawan Sutarwan, Kamis 9 Juli 2020, diprediksi masuknya hewan kurban itu, terus meningkat sampai Lebaran Idul Adha 1441 H mendatang.

Baca Juga: Kolam Renang Boleh Beroperasi, Bioskop Masih Dalam Pengkajian

"Hewan kurban asal Jateng dan Jatim dikirimkan tujuan pasar hewan Tasikmalaya, Garut dan Bandung," ujar Wawan Sutarwan kepada wartawan Kabar Priangan, Dede Iwan.

Dijelaskan dia, semua hewan kurban yang masuk Jabar tersebut, ada yang berasal Bangkalan, Banjarnegara, Ambarawa, Pati, Magelang, Bali serta daerah lainnya di Jateng-Jatim sekarang ini.

"Hasil pemeriksaan sementara ini, tidak diketemukan hewan terjangkit penyakit antrax atau penyakit kaki dan mulut. Atau, penyakit membahayakan terhadap kesehatan manusia. Semoga saja, selamanya semua hewan yang masuk Jabar sehat-sehat," ujarnya.

Baca Juga: Tiga Nelayan Asal Pangandaran Hilang, Tim SAR Baracuda Masih Mencari

Dijelaskan dia, selama 8 hari Juli 2020, terdata jumlah sapi Jateng 679 ekor dan kambing 177 ekor. Kemudian, sapi asal Yogya sebanyak 129 ekor, sapi asal Jatim sebanyak 344 ekor.

Sementara, selama Juni 2020, diketahui sapi asal Jateng sebanyak 709 ekor dan kambing sebanyak 139 ekor. Sementara, sapi Yogya sebanyak 68 ekor dan kambing sebanyak 51 ekor. Untuk sapi asal Jatim 532 ekor dan sapi Bali sebanyak 38 ekor.

Mei 2020, terdata sapi asal Jatim sebanyak 204 ekor. Kemudian, April terdata sapi Jateng 70 ekor dan kambing sebanyak 10 ekor. Adapun sapi Jatim berjumlah 58 ekor.

Baca Juga: Aurel Sudah Tidak Sabar Ingin Menikah dengan Atta, Ini Alasannya

"Maret 2020, sebelum pandemi Covid-19, sapi asal Jateng masuk Jabar sebanyak 120 ekor, sapi Yogya sebanyak 52 ekor dan sapi Jatim sebanyak 303 ekor," ujarnya.

Di tengah terus meningkatkatnya hewan ternak dari Jateng-Jatim tujuan Jabar selama ini, dia mengakui miris atas ketersedian fasilitas pemeriksaan kesehatan hewan yang tersedia di Check Poin Banjar selama ini.

"Kami, check point di Banjar, belum memiliki instalasi penyemprotan disinfektan bioscurty yang modern, saat ini hanya menggunakan semprotan biasa saja. Otomatis, tingkat keakuratan proses sterilisasi penyakit hewan dan mobil pengangkutnya, belum maksimal," ujarnya.

Baca Juga: Antisipasi Gagal Tanam, Plt Bupati Taufik Hidayat Pantau Aliran Sungai

Lebih lanjut dia mengakui, permohonan fasilitas bioscurty itu sudah berkali-kali disampaikan ke Provinsi Jabar, termasuk kepada sejumlah anggota DPRD Provinsi Jabar saat datang ke Banjar.

"Aneh, aspirasi dari bawah, hanya jadi dongeng saja. Tak direalisasikan sampai sekarang ini. Padahal, kebutuhan biosecurity sangat penting dan aspirasi itu sudah disampaikannya bertahun-tahun. Kenyataannya dongeng belaka," ujar Wawan.

Sejumlah warga Banjar berharap, semua hewan ternak masuk Jabar, tepatnya saat melintas wilayah Banjar kondisinya sehat-sehat.

Baca Juga: Iin Solihin, Seluruh Tubuhnya Tumbuh Benjolan Kulit

Selain itu, selaku warga Banjar yang berdomisili terdepan dari arah Jateng, merasa resah juga jikalau ada hewan sakit melintas, menularkan penyakit berbahaya melalui angin selama perjalanan di wilayah Kota Banjar.

"Kami berharap awak angkutan hewan kurban yang masuk Jabar dari Jateng atau Jatim, khususnya zona hitam corona, yang diperiksa itu bukan hanya hewan ternak saja, tetapi awak angkutan seperti sopir atau kernet juga diperiksa kesehatannya. Kami khawatir membawa virus corona itu," ujar Sarja (43), warga Banjar.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler