Cirebon Jadi Percontohan AKB di Jawa Barat, Stadion Difungsikan Sebagai Covid-19 Center

3 Agustus 2020, 03:25 WIB
BIDANG industri menerapkan protokol kesehatan bagi para buruhnya di Kabupaten Cirebon. Atas kesiapan itu, Cirebon dijadikan role model AKB di Jawa Barat.*/AGUNG NUGROHO/PR /

ZONA PRIANGAN - Di luar dugaan, Kabupaten Cirebon, ternyata dijadikan role model penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang berlaku mulai awal bulan Agustus 2020 ini.

Di Jawa Barat, daerah di pantai utara ini dinilai paling siap, saat memasuki era new normal di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir.

"Di tengah pandemi, tentu ini seperti pelipur lara. Meski begitu tidak boleh lengah dan terlena. Kabupaten Cirebon tetap serius dan fokus bagaimana wabah tertanggulangi, dan ekonomi kembali normal," tutur Bupati Cirebon H Imron Rosyadi, Minggu 2 Agustus 2020.

Baca Juga: Ringankan Beban Petani, Pemuda Ciamis Bikin Mesin Perontok Padi

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Cirebon. Untuk penerapan AKB, dijadikan daerah percontohan bagi kabupaten dan kota lain di Jawa Barat.

Hasil monitoring dan evaluasi (Monev), Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, Dani Ramdan, menguatkan penilaian positif itu.

Tidak saja langkah taktis dan strategis sebagai antisipasi persiapan AKB, kebijakan selama penanganan wabah virus corona, juga dinilai sebagai terbaik.

Baca Juga: Sumedang Akhirnya Zero Kasus Positif Covid-19

"Kebijakan diterapkan dengan koordinasi yang baik. Seluruh unsur di gugus tugas, sangat pro aktif. Langkah antisipasi dilakukan sejak awal pandemi muncul," tuturnya.

Pemkab Cirebon, melalui Gugus Tugas Penanganan Covid-19, cepat dan sigap menentukan kebijakan dan pelaksaannya.

Berbagai terobosan dilakukan, justru saat daerah lain di Jawa Barat, masih bimbang menghadapi wabah global ini.

Baca Juga: Semester I 2020 Penjualan Grup Brand Peugeot Mencapai 1 Juta Unit Secara Global

"Tidak berlebihan bila Jawa Barat menjadikan Kabupaten Cirebon sebagai role model penanggulangan wabah hingga persiapan penerapan AKB. Kami mendorong kabupaten dan kota lain mencontoh Kabupaten Cirebon, disesuaikan kondisi tiap daerah," tutur Dani.

Hasil Monev BPBD Jawa Barat, Kabupaten Cirebon lebih siap untuk penerapan AKB awal Agustus ini.

Ada tujuh bidang yang memasuki era new normal, antaranya pariwisata, transportasi, konstruksi, industri, perdagangan, kesehatan serta area publik dan perkantoran, termasuk pelaksanaan ibadah seperti salat berjamaah, salat Jumat atau salat Ied.

Baca Juga: Spanduk Habib Rizieq Dibakar, FPI Jabar Akan Pasang Spanduk Lebih Banyak Lagi

"AKB diberlakukan, tanpa mengendorkan pengawasan penerapan protokol kesehatan secara ketat," tutur Bupati Imron.

Cepat dan sigap, itulah yang dilakukan Pemkab Cirebon menghadapi wabah virus corona. Bupati Imron menolak pasrah, sebaliknya, wabah harus memacu lebih kreatif dan inovatif.

Sejumlah terobosan justru dilakukan selama masa pandemi. Baik penanganan dan penanggulangan wabah, maupun akselerasi pembangunan.

Baca Juga: Redmi 9 Prime Memiliki Tampilan FullHD+

Akselerasi misalnya dengan percepatan program desa digital. Di masa pandemi, Pemkab merajut kerja sama dengan Telkomsel untuk pemasangan jaringan fiber optik di seluruh desa, termasuk di desa-desa di wilayah perbatasan.

"Tahun depan seluruh wilayah sudah terkoneksi internet. Ada 412 desa di 40 kecamatan, tahun depan ada fasilitas online dan mulai merintis digitalisasi desa-desa. Untuk 12 kelurahan yang ada, bahkan sekarang sudah terkoneksi internet," tutur Bupati Imron.

Pemerataan fasilitas internet di seluruh desa ini yang pertama di Indonesia, dan ini akan mendukung berbagai program penyesuaian akibat pandemi.

Baca Juga: Klaster Plered Bertambah, Ada Pasien Covid-19 Akibat Transmisi Lokal

Di antaranya, memudahkan program pembelajaran jarak jauh (PJJ) berbasis gadget dan jaringan internet untuk para siswa.

"Seluruh siswa di pelosok desa, bisa PJJ. Kita juga mulai memberlakukan kepengurusan KTP (kartu tanda penduduk) dan dokumen kependudukan lain, cukup di kantor kecamatan secara online," tuturnya.

Seturut itu, Kabupaten Cirebon juga menyusun single data (data tunggal) kependudukan.

Baca Juga: Stop Komentar Negatif di Media Sosial

Hal ini dipicu tumpang tindihnya data penduduk saat program bantuan sosial (bansos) untuk masyarakat terdampak wabah, digulirkan pemerintah.

"Bansos di masa pandemi ini memotivasi perlu segera ada single data kependudukan. Saya minta tahun ini selesai, dan ke depan, berbagai keperluan data penduduk, cukup mengakses ke single data itu," ujar Bupati Imron.

Dalam penanganan wabah, juga dinilai lebih cepat bertindak. Saat daerah lain bingung mencari tempat untuk gugus tugas, Kabupaten Cirebon lebih dulu memanfaatkan Stadion Olah Raga Watubelah yang disulap menjadi Covid-19 Center.

Baca Juga: Material Atapnya Sudah Lama Lapuk, Kantor Desa Ciuyah Terpaksa Direnovasi

Dari Covid-19 Center ini, berbagai kebijakan diterapkan. Kabupaten Cirebon kemudian tercatat sebagai daerah pertama di luar Bandung, yang melakukan tes cepat (rapid test) massal.

Tak berapa lama, diikuti tes usap dahak (swab test) massal. Sampai awal Agustus, swab test sudah mencapai 6.000 warga, salah satu yang tertinggi di Jawa Barat.

"Bahkan Pak Bupati, tercatat yang pertama ikut rapid dan swab test. Hasilnya Alhamdulillah negatif," tutur Nanan Abdul Manan, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Cirebon.

Baca Juga: Netizens Tidak Percaya Minho SHINee Akan Segera Menyelesaikan Wajib Militer

Untuk kecepatan swab test juga diapresiasi unsur pengarah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dr. Fuadi Darwis, MPH MARS, saat menengok Klaster Plered pekan lalu.

Swab test massal merupakan cara paling efektif untuk mendeteksi dan memetakan penyebaran wabah.

"Dengan begitu, penanganan memutus mata rantai penyebaran bisa lebih cepat. Prinsipnya secepatnya temukan sebanyak-banyaknya orang yang positif, dan tangani untuk penyembuhannya," tutur Fuadi.

Baca Juga: Keselamatan Berlalulintas, Bukan Hanya Tugas Kepolisian

Soal kecepatan deteksi wabah, sejak awal pandemi, Pemkab mengumpulkan para ahli virus.

Berikutnya, merintis pendirian laboratorium Real Time Polymerase Chain Reactive (RT PCR) dengan menggandeng Fakultas Kedokteran Universitas Gunung Jati (UGJ) Cirebon.

Dengan kapasitas per hari lebih dari 200 PCR, hasil swab test bisa diperoleh hanya dalam hitungan hari. Sebelumnya, untuk menunggu hasil swab test bisa dua minggu karena harus antri di laboratorium RT PCR di Provinsi Jawa Barat.

Baca Juga: Selama Penyembelihan Tidak Ditemukan Hewan yang Sakit, Polres Kurban 3 Sapi dan 15 Kambing

Di luar Bandung, Kabupaten Cirebon yang pertama membuka laboratorium RT PCR. Sejak itu, gugus tugas lebih leluasa melakukan swab test massal di berbagai pusat keramaian.

"Ada pasar tradisional, mall, super market, perkantoran termasuk para santri yang mau mondok di pesantren di Cirebon maupun di luar daerah. Gugus tugas Cirebon terdepan dalam swab dan rapid test, dan itu gratis," tutur Nanan yang juga juru bicara gugus tugas.

Selangkah lebih maju lagi, kini swab test tidak hanya terpusat di Dinas Kesehatan, seluruh puskesmas bisa melakukannya. Petugas puskesmas sudah mengikuti pelatihan teknis pengambilan dahak untuk swab test.

Baca Juga: Yunani Buka Museum Bawah Laut Pertamanya di Laut Aegean

"Sekarang puskesmas sudah bisa melakukan swab test. Ini makin tinggi kemampuan mendeteksi sejauh mana penyebaran wabah dan cara menanganinya," tutur Nanan.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler