Di Majalengka, Harga Gabah Beranjak Naik, Namun Tak Berkorelasi dengan Harga Beras

22 September 2020, 10:17 WIB
Harga beras masih tetap tidak beranjak karena tertekan banyaknya bantuan sosial bagi masyarakat dari Pemerintah selama beberapa bulan belakangan ini. Namun di sisi lain harga gabah kering giling mulai meroket seiring selesainya musim panen disemua wilayah di Kabupaten Majalengka./Rachmat Iskandar /

ZONA PRIANGAN - Harga gabah kering giling di wilayah Majalengka mulai meroket seiring selesainya musim panen disemua wilayah di Kabupaten Majalengka. Disisi lain harga beras masih tetap tidak beranjak karena tertekan banyaknya bantuan sosial bagi masyarakat dari Pemerintah selama beberapa bulan belakangan ini.

Menurut keterangan sejumlah petani, harga gabah di tingkat petani sejak seminggu terakhir telah mencapai Rp 520.000 hingga Rp 550.000 per kuintal, di tingkat penggilingan seharga Rp 560.000 hingga Rp 570.000 per kuintal.

“Seminggu terakhir naik jadi Rp 520.000 per kuintal, karena sebelumnya harga gabah di petani hanya mencapai Rp 500.000 per kuintal. Tapi penjualan tetap susah, saya sekarang mau menjual 10 kuintal untuk biaya wisuda anak tapi belum ada yang menerima,” ungkap Caryo petani di Pasindangan, Kecamatan Jatitujuh, Majalengka.

Baca Juga: Bantuan Kuota Gratis Pelajar Disalurkan Mulai Selasa, 22 September 2020, Begini Rinciannya

Pemilik penggilingan padi, Deni di Desa Kertawinangun, Kecamatan Kertajati membenarkan kenaikan harga gabah sejak seminggu terakhir. Bahkan dirinya membeli gabah dari petani hingga mencapai Rp 570.000 per kuintal. Pada saat panen harga hanya Rp 500.000 per kuintal.

Padahal menurutnya penjualan beras sendiri kini tengah lesu, penurunannya benar-benar drastis hingga lebih kurang 50 persen. Biasanya dia mengirim ke Bandung seminggu tiga kali setiap pengiriman sebanyak 3 ton kini hanya seminggu sekali hingga dua kali saja itu pun bayar belakangan.

“Perkirim seminggu sakali itu juga terpaksa memenuhi pelanggan, karena uangnya dibayar belakangan. Biasanya setiap pengiriman dibayar kontan,” kata Deni, kepada kontributor ZonaPriangan.com Rachmat Iskandar, Selasa 22 September 2020.

Harga gabah kering giling di wilayah Majalengka mulai merangkak naik seiring selesainya musim panen di semua wilayah di Kabupaten Majalengka./Rachmat Iskandar

Baca Juga: Ini Daftar Samsung dengan Aplikasi Your Phone yang Memungkinkan PC Menjalankan Aplikasi Android

Naiknya harga gabah ini tidak dibarengi dengan kenaikan harga beras, karena harga beras premium di pabriknya hanya dijual Rp 9.000 per kg, di Bandung harga diterima pedagang sebesar Rp 9.500 per kg untuk beras premium.

“Lesunya penjualan beras nampaknya dialami oleh semua pengusaha penggilingan, penurunan yang saya alami mencapai 50 persenan. Sekarang benar benar lesu,” ungkap Deni.

Lesunya penjualan beras yang dialami oleh pengusaha penggilingan karena tingginya bantuan sosial yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat semenjak pandemi berlangsung. Sekarang bantuan beras untuk masyarakat terus mengalir dari berbagai pihak, dari desa, kabupaten, provinsi hingga kepolisian.

Baca Juga: Cek Merchant Baru ShopeePay Minggu Ini, Siap Buat Kamu Kenyang dan Kantong Hemat

Hal senada disampaikan Ketua Perpadi Kabupaten Majalengka Dedi Koswara. Dia sendiri kini mengandalkan penjualan beras ke sejumlah kota/kabupaten untuk pengadaan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Sedangkan ke pasar-pasar sementara dihentikan.

Suplai beras diantaranya ke Depok, Bogor, Tasikmalaya dan Cirebon kurang lebih sebanyak 200 ton per bulan. Jumlah terbanyak ke Tasikmalaya dan Depok masing-masing 80 ton.

“Mahalnya harga gabah memang tidak berkorelasi dengan harga beras. Saya jual beras itu antara Rp 8.000 per kg untuk beras medium dan Rp 8.700 beras premium,” ungkap Dedi.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Tags

Terkini

Terpopuler