Hanya katanya luas lahan yang dibutuhkan tortalnya mencapai 67 hektare, dan lahan tersebut tidak menganggu kawasan lain yang sudah dalam perencanaan sebelumnya. Namun memenuhi syarat teknis.
Disampaikan Handika, perusahaan MRO yang sudah dijajaki adalah perusahaan asal Indonesia seperti GMF, bahkan kedua perusahaan telah melakukan pembahasan dan mendiskusikan kemungkinan melakukan kerja bersama antara BIJB dengan GMF.
Sementara soal maskapai mana yang akan melakukan kerjasama perawatan, dan apakah hanya pesawat komersial atau juga pesawat pribadi dan milik pemerintah juga termasuk yang akan melakukan bekerjasama, Handika mengatakan, itu dibahas lebih lanjut. Hanya katanya diharapkan banyak pesawat bisa melakukan perawatan di Kertajati.
“Mudah-mudahan bisa segera terealisasi. Sehingga kedepan selain menangani penerbangan, kargo juga perawatan pesawat,” kata Handika yang belum bersedia menyebut kapan persisnya pembangunan tempat perawatan pesawat dimulai, dan maskapai mana yang sudah mulai dijajaki untuk bekerjasama.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan, ada maskapai penerbangan internasional yang minat membuka MRO di Bandara Internasional Kertajati. Hal itupun sudah dilaporkan kepada Presiden RI.
"Juga saya laporkan ke Pak Presiden ada pihak penerbangan internasional di Asia yang juga berminat membuka MRO maskapainya di Kertajati," tuturnya.
Menurut Kang Emil, Bandara Internasional Kertajati akan optimal beroperasi ketika Tol Cisumdawu selesai dibangun.
"Bandara Kertajati ini belum berfungsi optimal karena Tol Cisumdawu belum selesai. Tapi, tadi disampaikan Menteri PUPR bahwa Desember 2021 akan terhubung," ucapnya.