Network
ZONA PRIANGAN - Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Majalengka menginformasikan masih kekuranga vaksin dan kini menunggu kiriman kembali vaksin dari Pemerntah Pusat.
Menurut keterangan Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Majalengka yang juga Sektertaris Daerah Eman Suherman, vaksin yang telah diterima Satgas Kabupaten Majalengka hampir seluruhnya telah dipergunakan, untuk tenaga Kesehatan.
“Pada tahap dua untuk pelayanan publik jumlah penerimaan sebanyak 3.430 vial, pemakaian sebanyak 3.415 vial, sehingga tersisa 15 vial,” ungkap Eman' yang didampingi Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka Gandana Purwana.
Baca Juga: Harganya Membuat Saldo Tabungan Terkuras, namun 10 Jenis Tanaman Hias Ini Tetap Dicari dan Diburu
Sasaran lansia sebanyak 139.272 orang kini baru sebanyak 320 pada dosis satu dan dosis dua baru 2 orang saja. Vaksin masih menunggu kiriman berikutnya.
Saat ini lonjakan kasus di Majalengka masih terus terjadi setiap harinya, berdasarkan data jumlah testing Covid-19 telah mencapai 17.872.
Satgas juga telah menetapkan dua desa sebagai zona risiko merah yakni Desa Cipaku, Kecamatan Kadipaten dan Desa Kertawinangun, Kecamatan Kertajati.
Baca Juga: Banyak Pria Mati Muda di Usia 45 Tahun, Berpotensi Disebabkan oleh 5 Penyakit Ini, Waspadalah!
Untuk zona oranye adalah Liangjulang dan Leuwiseeng, Kecamatan Kadipaten, Majasari dan Beber, Kecamatan Ligung, Kelurahan Majalengka Wetan dan Majalengka Kulon, Kecamatan Majalengka, serta Desa Cikalong, Kecamatan Sukahaji.
Kendala Vaksinasi
Eman mengatakan, kendala yang dihadapi pada pelaksanaan vaksinasi adalah vaksin yang diterima oleh Kabupaten Majalengka diberikan secara bertahap dan jumlahnya tidak sesuai dengan jumlah sasaran yang ada, sampai dengan tanggal 7 April 2021 persediaan vaksin digudang farmasi tersisa 15 vial atau 150 dosis.
Alat suntik yang dipakai untuk vaksinasi Covid-19 tahap 2 distribusi dari pusat jarumnya kurang tajam sehingga sasaran yang disuntik merasa kesakitan kondisi ini berbeda dengan jarum yang didistribusikan dari pusat pada awal pelaksanaan vaksinasi yang lebih tajam.
Kemudian mobilisasi sasaran masih belum optimal, sehingga banyak yang tidak datang pada pelaksanaan vaksinasi.***
