Belakangan usaha hamburger di Jakarta semakin sepi gara-gara Covid-19 hingga untuk sewa kontrakan sebulan Rp500 ribu saja sulit. Karena pendapatan kotor per hari hanya Rp 100.000.
“Ketika di Jakarta berpikir usaha apa yang bisa dilakukan, akhirnya saya menekuni usaha sayur seperti saat masa remaja sebelum menikah," ungkap Jujun asal Desa Argalingga, Kecamatan Argapura, salah satu pusat holtikultura di Majalengka.
Dengan modal sebesar Rp1,7 juta untuk membuat gerobak serta modal membeli sayuran, maka dia mulai kiprahnya menjadi penjual sayur keliling dengan pakaian seperti itu.
Baca Juga: Banyak Pria Mati Muda di Usia 45 Tahun, Berpotensi Disebabkan oleh 5 Penyakit Ini, Waspadalah!
Kini setiap sore usai magrib Jujun, dia berbelanja sayuran ke Pasar Induk Maja dengan alasan agar konsisi sayur lebih segar, dan baru pulang sekitar pukul 22.00 malam.
Esoknya baru berjualan, pagi-pagi mangkal terlebih dulu di rumah, baru pukul 06.00 WIB ke luar rumah, mangkal di dekat balai kampung dan kembali pulang sebelum dzuhur atau setelah sayuran habis terjual.
“Sekarang dengan berjualan sayur Alhamdulillah pendapatan bersih bisa Rp80 ribu per hari, keliling dua desa," kata Jujun ayah dengan dua anak ini.
Karena ingin penampilannya lebih menarik ketika berjualan sayur, Jujun berusaha mengenakan pakaian yang berbeda setiap harinya. Pada hari Senin misalnya dia mengenakan jas, lengkap dengan dasi dan sepatu pantofel.
Pada hari Selasa mengenakan baju ala orang berangkat ke kantor, baju putih atau polos sepatu pantofel lengkap dengan dasi.