“Kemudian dalam aplikasi tersebut ada manajemen budidaya, pelatihan dan juga menciptakan inovasi menjadi sesuatu yang mudah dipahami para petani dan kepala desa,” tuturnya.
Di masa pandemi Covid-19, sektor ekonomi pangan dan teknologi digital tidak mengalami penurunan.
Baca Juga: Petani Majalengka Keluhkan Limbah Sampah yang Mencemari Sawah
Oleh karena itu, apabila keduanya digabungkan akan menghasilkan kebermanfaatan bagi perekonomian masyarakat di masa depan.
“Jadi kesimpulannya, kalau kita mau selamat di masa depan. Masyarakat Jabar itu harus bisa melihat ekonomi yang tangguh adalah menggabungkan ekonomi pangan dan digital,” sebutnya.
“Karena kalau hanya digital saja tidak akan bisa, ataupun sebaliknya hanya mengandalkan ekonomi pangan saja,” tambahnya.
Baca Juga: Menggunakan Traktor dan Kuda, Puluhan Ribu Petani Mengamuk, Seorang Tewas
Gubernur berujar, ketika mengelola lahan pangan membutuhkan kolaborasi semua pihak termasuk PT Telkom yang ikut bela negara dengan aplikasinya untuk membantu petani milenial di Jabar.
“Karena yang kita bangun dalam petani milenial ini adalah superteam, bukan superman, semua produk inovasinya adalah kerja dari superteam,” ungkapnya.
Pemda Provinsi Jabar belum lama ini meluncurkan program Petani Milenial yang mengajak pemuda bertani di desa difasilitasi pelatihan dari pemda dan pembiayaan dari Bank bjb melalui Kredit Usaha Rakyat. Antusiasmenya cukup tinggi dan kini masih berjalan.***