Kang Emil mengatakan, saat ini, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar terus berupaya memenuhi kebutuhan oksigen untuk pasien Covid-19 di rumah sakit dan memastikan obat-obatan untuk pasien yang isolasi mandiri (isoman).
"Kita juga terus fokus mengurusi oksigen dan pengiriman obat gratis untuk memastikan yang isoman bisa tertolong," katanya.
Di tempat terpisah, Ketua Harian Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Jabar memaparkan strategi Jabar dalam menekan BOR rumah sakit selama PPKM Darurat diberlakukan.
Pertama, Pemda Provinsi Jabar intens menguatkan ruang isolasi terpusat di tingkat desa atau kelurahan dan pusat isolasi nonrumah sakit. Ruang dan pusat isolasi tersebut diprioritaskan bagi pasien Covid-19 tanpa gejala sampai gejala sedang yang tidak memungkinkan isoman.
"Kami juga terus memperkuat Pusat Pemulihan bagi pasien Covid-19 yang akan sembuh setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit. Dengan begitu, pasien Covid-19 bergejala berat sampai kritis bisa mendapatkan penanganan di rumah sakit," kata Daud.
Daud pun menuturkan, saat ini, Pemda Provinsi Jabar sedang berupaya mendukung manajemen perawatan pasien Covid-19 yang menjalani isoman. Salah satunya dengan meluncurkan fitur Isoman di portal Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar).
Fitur Isoman sendiri diluncurkan untuk memudahkan masyarakat Jabar yang menjalani isoman dalam mengakses layanan telekonsultasi serta pengajuan paket obat dan multivitamin.
"Teraktual, Pemda Provinsi Jabar meminta rumah sakit rujukan untuk meningkatkan tempat tidur bagi pasien Covid-19, dari 40 persen menjadi 60 persen dari total kapasitas. Langkah-langkah tersebut diambil untuk menekan BOR rumah sakit rujukan Covid-19," ucapnya.***