Dikutip Aljazeera, Arsyad Abdullah menegaskan, tidak ada toleransi terhadap setiap pelanggaran di Laut Natuna Utara.
Ketegangan sempat terjadi di Laut Natuna Utara ketika kapal penangkap ikan dan kapal penjaga pantai China masuk wilayah Indonesia, awal Januari tahun lalu.
Baca Juga: Proyek Ambisius Xi Jinping: China Kembangkan Teknologi Nuklir dengan Menggunakan Thorium
Mengetahui keberadaan kapal China itu, mendorong Indonesia untuk mengirim jet tempur dan memobilisasi nelayannya sendiri.
“Tidak ada tawar menawar dalam hal kedaulatan kita, wilayah negara kita,” kata Presiden Indonesia Joko Widodo usai kejadian tersebut.
Pada tahun 2016, sebuah kapal angkatan laut Indonesia juga menembaki kapal nelayan China yang dituduh melakukan penangkapan ikan ilegal di dekat Natuna, menyusul serangkaian konfrontasi tahun itu.
Baca Juga: Cina Ingin Jadi Tuhan, Menguasai Langit dan Bisa Menentukan Cuaca di Dunia
Pada tahun yang sama Indonesia juga memusnahkan 23 kapal penangkap ikan asing dari Malaysia dan Vietnam yang dituduh melakukan illegal fishing di perairan Indonesia.***