ZONA PRIANGAN - Menurut ekonom dan pengamat politik ekonomi Indonesia Dr. Ichsanuddin Noorsy, BSc, SH, MSi, saat ini telah terjadi fenomena di mana masyarakat enggan atau bahkan tidak mau membantu pemerintah. Persoalan pokoknya, masyarakat tidak ingin membantu pemerintah yang hanya membatasi dirinya pada posisinya karena faktor 'trust'.
"Nah, itu 'keyword'-nya 'trust' yang dalam buku saya, saya sebut 'Social Distrust'. Jadi kata kunci Indonesia untuk memperbaiki perekonomian sekarang, bangun dulu 'social trust'-nya," kata Ichsanuddin Noorsy di podcast Refly Harun, Jumat 24 September 2021.
"Kalau Anda masih menjalankan model seperti ini, Anda tidak sedang memperbaiki 'social trust', padahal sistem yang kemarin, sistem yang Anda tegakkan, itu terjadi 'social distrust', 'social disorder', 'social disobedience'. Itu yang saya sebut berkali-kali sejak era SBY," tambahnya.
Lebih lanjut mantan anggota DPR/MPR (1997-1999) menyebutkan tujuh penyebab yang mengakibatkan munculnya 'social distrust' masyarakat terhadap pemerintah.
"Kalau saya di buku 'Bangsa Terbelah' ada tujuh poin, satu;penegak hukum yang berpihak, kedua;pemimpin yang tidak adil, ketiga;orang kaya yang tidak mau berderma, keempat;orang cerdas cendikia kerjanya cuma mau dibayar. Jadi orientasi si orang-orang berilmu ini, apakah dia intelektual atau ulama, jika tidak dibayar tidak mau mengaluarkan pikiran-pikirannya," ujarnya.
"Kelima;orang miskin yang menjual kemiskinannya, keenam;perempuan yang vulgar. Menunjukkan kehadirannya di publik, menampilkan kepentingan dirinya ke publik. Dia tak malu menampilkan keinginannya untuk meraih tahta. Dia tak malu menampilkan keinginannya untuk meraih harta," jelasnya.
Di mata mantan Komisaris Bank Permata itu, ada dua jenis perempuan, di mana mayoritas perempuan itu ada di ruang privat.