Atalia juga menuturkan bahwa salah satu kendala dalam vaksinasi lansia, khususnya di perdesaan, yaitu sulitnya akses menuju tempat penyuntikan vaksin. Oleh karena itu, pihaknya menggerakkan para bidan untuk jemput bola ke rumah-rumah lansia.
"Mereka belum divaksin karena sulitnya akses transportasi. Mau ke sentra vaksinasi kejauhan, maka kami punya program menggerakkan para bidan desa untuk jemput bola," ujarnya.
Baca Juga: Blue Origin Berencana Membangun Stasiun Antariksa Swasta Pertama yang Diberi Nama Orbital Reef
Faktor lain yang menyebabkan lansia belum divaksin yakni masih banyaknya hoaks. Untuk itu, Atalia yang juga Bunda Literasi Jabar terus mendorong peningkatan literasi masyarakat, khususnya di perdesaan, terkait pentingnya vaksinasi Covid-19.
"Masih ada masyarakat yang termakan hoaks, ada microchip-nya lah, bisa meninggal lah dan lainnya," tuturnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kepala OJK Regional II Jabar Indarto Budiwitono mengatakan bahwa pihaknya diberikan amanah oleh pemerintah pusat untuk memvaksin 468 ribu masyarakat Jabar.
Baca Juga: Anak Donald Trump Jualan Kaos dengan Slogan Mengejek Penembakan Tak Sengaja Alec Baldwin
"468 ribu dosis vaksin telah diamanatkan oleh pusat kepada kami," ungkapnya.
Pada bulan inklusi keuangan Oktober ini, OJK bersinergi dengan bank bjb menggelar vaksinasi pelajar sekaligus pembukaan akses keuangan pelajar bernama Simpel atau Simpanan Pelajar.
"Ini bentuk sinergi OJK bersama bjb dalam meningkatkan vaksinasi dan literasi keuangan apalagi Oktober ini adalah bulan inklusi keuangan," pungkasnya.***