Tukang Bakso Ini Tetap Semangat walau Cuma Memiliki Satu Tangan Dia Tetap Terampil Melayani Pembeli

- 16 Februari 2022, 19:52 WIB
Kurdi alias Bedil melayani pembeli dengan satu tangan saja, karena tangan kanannya diamputasi sejak kecil.*
Kurdi alias Bedil melayani pembeli dengan satu tangan saja, karena tangan kanannya diamputasi sejak kecil.* /zonapriangan.com /Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN -Walaupun hanya memiliki satu tangan, tak menyurutkan Kurdi alias Bedil (58) warga Kel. Cicenang, Kec. Cigasong, Majalengka untuk terus bekarya.

Bedil tetap semangat mencari nafkah dengan berjualan bakso ayam, guna menghidupi istri dan ketiga anaknya.

Dua anak Bedil masih sekolah di bangku SD dan seorang lagi sedang menjalani kuliah. Sedangkan anak pertama sudah kerja jadi satpam.

Baca Juga: Petani Alpukat Michoacan Menangis, Pas Panen Raya Amerika Serikat Tidak Mau Membeli

Kurdi setiap hari berkeliling mendorong gerobak bakso ayamnya dengan lengan kiri dan itu sudah terlatih.

Lengan kanan Kurdi diamputasi sejak dia masih kelas II SD karena jatuh dari pohon kelapa saat mencari kayu bakar atau baralak (daun kelapa kering) untuk orang tuanya menanak nasi.

“Saya sudah hampir sepuluh tahun berjualan bakso ayam, sebelumnya jualan cilok tapi kemudian sepi dan akhirnya berganti dengan bakso ayam. Alhamdulillah sekarang bisa menabung untuk biaya anak sekolah,” ungkap Kurdi.

Baca Juga: Unik, Jumlah Kawanan Kera di Taman Kalijaga Tidak Pernah Berubah

Dia cukup terampil melayani pembeli walaupun hanya dengan satu tangan bagian kiri saja.

Mulai membuka plastik untuk melayani pembeli yang ingin menggunakan plastik dan membawa makanannya pulang, memasukan bakso dan airnya ke dalam plastik dengan disandarkan ke ujung panci hingga mengikat plastik dengan jarinya.

Dia pun mengaku mahir menulis dan melakukan pekerjaan kasar di rumahnya. Hanya untuk membuat bakso dilakukan oleh sitrinya.

Baca Juga: Ada Loh, Teman yang Nanti Menolong Kita Masuk Surga, Ini Ciri-cirinya

Itupun bukan tak mampu namun berbagi pekerjaan. Saat istrinya mencetak bakso, Bedil mengerjakan pekerjaan lainnya seperti menyiapkan bumbu, sambal, mi dan soun dan sebagainya dan menatanya digerobak.

Setelah semua persiapan untuk berjualan beres, sekira pukul 09.30 WIB dia mulai berangkat berkeliling di sekitar Kelurahan Tonjong.

Dia tidak melewatkan Dhuhur berjamaah di Masjid Tonjong sekaligus menunggu pembeli dari mereka yang telah menunaikan salat. Dan baru kembali pulang ke rumah setelah dagangan habis sekitar pukul 20.00 WIB.

Baca Juga: Pemilik Ajian Waringin Sungsang, Rawa Rontek, Lembu Sekilan, dan Ngalap Ngampar Sulit Dikalahkan

Uang hasil berjualan, diserahkan kepada istrinya sebesar Rp100.000 untuk keperluan belanja rumah tangga.

Selebihnya disimpan untuk biaya sekolah ketiga anaknya dan modal jualan berikutnya.

“Rame tidak rame berjualan, belanja dapur untuk istri tetap Rp 100.000,” ungkapnya sambil tertawa bangga.

Baca Juga: Hanya di Negara Ini Penduduknya Beragama Islam 100 Persen, Bukan Arab Saudi Loh!

Hanya kini anak sulungnya sudah mulai bekerja menjadi satpam di sembuah SMK di Majalengka tidak begitu jauh dari rumahnya.

Anak keduanya kuliah semester enam di fakultas Agama Islam serta anak bungsunya masih duduk kelas V SD.

“Jika saya hanya lulus SD, maka anak harus sekolah hingga perguruan tinggi kalau bisa,” ungkapnya.

Baca Juga: Benar Loh Ada Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Ini Daftar Namanya

Dia menuturkan kisah hingga tangannya harus diamputasi dari pangkal lengan.

Dulu katanya ketika usia 8 tahun biasa diminta orangtuanya untuk mencari kayu bakar dan baralak (daun kelapa) untuk memudahkan menyalakan api, sehingga dia sering manjat kelapa untuk mengambil pelepah yang sudah hampir jatuh.

Namun tanpa diduga tubuhnya jatuh dari pohon kepala yang lumayan tinggi hingga tangan kananya patah serta luka. Karena ada luka dia kemudian dibawa ke Rumah Sakit dan menjalani perawatan di Rumah Sakit.

Baca Juga: Ada Tujuh Pintu Neraka, Ketika Mendengar Nomor 7 Nabi Muhammad SAW Langsung Pingsan

“Dulu mungkin tidak ada biaya sehingga penanganan di Rumah Sakit kurang maksimal, akhirnya tangan sama sekali tidak bisa digerakan hingga luka cukup parah, akhirnya dibawa ke Rumah Sakit di Cirebon dan harus diamputasi,” ungkap Kurdi.

Setelah sakitnya sembuh, dia kembali sekolah melanjutkan di kelas II dan mulai belajar menulis dengan satu tangan.

Guru di sekolahnya, Darmin memotivasinya dan mengatakan tulisannya cukup bagus hingga buku yang terdapat tulisannya disebar ditunjukan kepada murid lainnya.

Baca Juga: Publik China Mencap Nathan Chen Sebagai Penghianat, Raih Medali Emas di Olimpiade Musim Dingin 2022 Beijing

Kurdi terus belajar dengan satu tangan. Saat dewasa, pekerjaan kasar dilakukannya, makanya sekarang pekerjaan apapun bisa dikerjakan walaupun hanya dengan satu tangan saja.***

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x