Perayaan Hari Raya Waisak di Wihara Pemancar Keselamatan Majalengka, Berdoa agar Terhindar dari Keburukan

- 16 Mei 2022, 21:02 WIB
Perayaan Hari Waisak di Majalengka mendapat penjagaan ketat dari aparat kepolisian yang mengawal dan memberikan perlindungan pada mereka umat Budha.
Perayaan Hari Waisak di Majalengka mendapat penjagaan ketat dari aparat kepolisian yang mengawal dan memberikan perlindungan pada mereka umat Budha. /ZonaPriangan/Rachmat Iskandar

ZONA PRIANGAN - Sejumlah umat Budha datangi Wihara Pemancar Keselamatan di Majalengka untuk merayakan Hari Raya Waisak 2566/2022, untuk memanjatkan doa dan memusatkan diri pada Sang Pencipta agar terhindar dari keburukan pada Senin, 16 Mei 2022.

Mereka yang berasal dari Sumedang, Tasikmalaya, Jakarta dan Bogor ini datang siang setelah Dewan Pembina Vihara Edi Subarhi menyalakan lilin serta menempel nama-nama yang datang beribadah ke Wihara setelah mendaftar atau melakukan pemberitahuan sebelumnya.

Di depan altar ada lilin melati denan beragam ukuran serta warna pelangi, yani biru, putih, merah, jingga dan kuning. Warna biru yang melambangkan bakti kepada agama Budh, kuning melambangkan kebijaksaan. Sementara merah mengandung arti cinta kasih, putih adalah kesucian, terakhir jingga yang melambangkan kegiatan serta semangat umat Buddha.

Baca Juga: Ikatan Cinta Senin 16 Mei 2022: Andin Temukan Cinta yang Lain, Jalan Terjal Kehidupan Nino yang Harus Ditempuh

Ratusan lilin berwarna merah yang berderet di depan altar dinyalakan tepat pukul 11.11 WIB. Setelah itu sejumlah umat Budha membacakan Paritta dipimpin oleh Edi Subarhi. Paritta dibaca yaitu kegiatan pembacaan ayat-ayat atau kitab-kitab suci untuk menangkal kesialan, keburukan, dan mara bahaya.

“Di Wihara kami tidak ada perayaan, yang ada hanya berdoa. Hari Waisak dilakukan di Cirebon sore hari sekaligus mendengarkan ceramah dari Bhante (rohaniawan Bhudis). Kami semua datang ke sana,” ungkap Edi.

Sementara itu banyak juga umat Budha yang tidak datang ke Wihara namun mereka menitipkan persembahannya karena jauh, sibuk dan merayakan waisak di tempat lain.

Baca Juga: Jati Pereket Keramat Berusia Ratusan tahun, yang Dianggap Ikon Kertajati Terancam Dirobohkan

Kon Thu Hon, Lirm Tjiun Bie, Osaka Siluer Ong Hoklie asal Sumedang, alex iskandar rahmat, Diana Kristianti serta putranya Hans Reinner, Aldy Iskandar Rahmat mereka mengaku sudah biasa melakukan ibadah di Vihara tertua di Majalengka yang berdiri Tahun 1803 Masehi.

“Setiap perayaan hari besar, kami biasa beribadah di sini. Bisa lebih khusu dan lebih khidmat,” ungkap Kon Thu Hon yang datang bersama keluarganya.

Baca Juga: Akhirnya Pohon Jati Pereket di Kertajati Dicabut, Ditonton Warga yang Takjub Karena Jati Tak Berakar

Perayaan Hari Waisak sendiri mendapat penjagaan ketat dari aparat Kepolisian. Kapolsek Majalengka Ajun Komisaris Polisi Fiekry Adi Permana memantau langsung perayaan Hari Waisak di Vihara Majalengka bersama sejumlah anggotanya hingga siang hari pelaksanaan ibadah selesai.

“Kami ingin mengawal dan memberikan perlindungan pada mereka yang merayakan Hari Waisak. Perayaan ibadah umat Budha harus berjalan aman,” ungkap Kapolsek Fiekry Adi Permana.***

Editor: Didih Hudaya ZP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x