Network
ZONA PRIANGAN - Reshuffle atau menurut pengamat politik Rocky Gerung adalah kocok ulang, namun pada praktiknya reshuffle kabinet yang terjadi kini adalah hanya sedikit merombak anggota kabinet saja, tak menyentuh kepentingan rakyat banyak.
Seperti dikutip ZonaPriangan dari Rocky Gerung Official, Rabu 15 Juni 2022 dengan tajuk, "Mau Bolak-Balik Reshuffle Tak Ada Guna, Masalahnya di Presiden".
Rocky Gerung yang dalam pembicaraannya dengan Hersubeno Arief di YouTube Rocky Gerung Official, menegaskan bahwa reshuffle kabinet akan sia-sia karena yang masuk adalah orang-orang politik yang dekat dan mendukung presiden Jokowi.
Baca Juga: Rocky Gerung: Istana Berantakan dan Jangan Main-main dengan Gerakan Societal Mahasiswa
"Padahal, dari dulu pak Jokowi mengatakan bahwa kabinetnya tidak akan diisi oleh para politisi," ujar Rocky Gerung.
Merombak kabinet jadinya tak menyelesaikan masalah yang ada, kepentingan rakyat tidak jadi pertimbangan. Jokowi hanya menambah dukungan dari partai politik dengan memberi jatah kursi sebagai menteri.
Dengan demikian, jangan berharap bisa membuat kebijakan menjadi lebih baik, tapi justru akan menambah beban.
Sebelum reshuffle, santer dibicarakan publik tentang teka-teki bakal digesernya posisi Luhut Binsar Pandjaitan dari posisinya sekarang, namun Rocky bertanya, apa ada keberanian dari Jokowi untuk melakukannya.
Daripada merombak dan mengganti beberapa menteri yang dianggap bermasalah, menurut Rocky, lebih baik tugas menteri tersebut diserahkan kepada Luhut Pandjaitan.
"Tidak usah di-reshuffle biar saja pak Luhut yang memimpin kabinet, sehingga pak Luhut punya akses yang lebih jauh dari hanya sekadar 27 jabatan yang telah diembannya," jelas Rocky Gerung.
Apa yang telah diduga publik sebelumnya tentang reshuffle kabinet terbukti pula, diantaranya sejumlah nama akan mengisi kursi menteri.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan ditunjuk menjadi Menteri Perdagangan menggantikan Muhammad Lutfi.
Sementara itu mantan Panglima TNI Hadi Tjahjanto meduduki posisi barunya menjadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menggantikan Sofyan Djalil.***
