Petani Pupuk di Majalengka Khawatir dengan Ketersediaan Pupuk, Dinas Pertanian: Aman dan Kuota Banyak

- 31 Oktober 2022, 11:16 WIB
Petani memanfaatkan sejumlah armada untuk digunakan dalam proses penanaman tebu.
Petani memanfaatkan sejumlah armada untuk digunakan dalam proses penanaman tebu. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Dinas Pertanian menjamin ketersediaan pupuk untuk tanaman tebu para petani di Kabupaten Majalengka, hanya pemupukan harus sesuai dengan dosis atau takaran yang direkomendasikan oleh pemerintah.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Majalengka Iman Firmansyah menyikapi adanya keluhan sejumlah petani tebu yang menyebutkan kurangnya pupuk untuk tanaman tebu, Kamis (27/10/2022).

Disampaikan Iman, Kabupaten Majalengka memperoleh quota pupuk yang cukup banyak sesuai dengan estimasi tanam tebu juga padi dan jagung, urea sebanyak 34.777 ton serta npk sebanyak 17.257 ton sesuai potensi tanam.

Baca Juga: 'Festival Oprek', Hajatan Unik Kreasi Bambu di Majalengka

“Npk aman untuk tanaman tebu. Tebu tidak menggunakan pupuk urea,” ungkap Iman.

Diapun menjamin para petani tebu telah memiliki kartu tani sesuai dengan areal tanam yang dimilikinya, sehingga quota pupuk tidak akan berebut dengan petani lain karena pembelian dilakukan berdasarkan quota yang ada dalam kartu tani.

Ketua APTRI Kabupaten Majalengka Jojo Sutarjo mengatakan, selama ini para petani untuk menambah kekurangan pupuk untuk melakukan pemupukan tebu membeli pupuk kujang non subsidi dengan harga Rp 12.000 per kg, harga kini turun karena sebelumnya mencapai Rp 13.250 per kg serta za plus seharga Rp 6.000 per kg.

Tahun kemarin menurutnya pembelian pupuk non subsidi untuk pemupukan tebu mencapai 800 tonan karena untuk setiap hektare tanaman dibutuhkan pupuk sebanyak 5 kw.

Baca Juga: Apa yang Dibutuhkan Masyarakat Pasca Pandemi serta untuk Pemulihan Ekonomi ? ini Kata Bupati Majalengka

Pemupukan dilakukan tiga kali selama tanam, pertama disaat usia 1 hingga 3 bulan. Ditambah pemupukan daun yang dilakukan diantara usia 3 hingga 4 bulan dan pemupukan ketiga diantara usia tanam 5 hingga 6 bulan.

Banyaknya pemupukan dengan npk dan pupuk daun ini agar bobot lebih berat dan pertumbuhan rumpun juga lebih banyak serta sama tinggi dengan pohon induknya, jika demikian maka produksi tebupun akan lebih banyak, ini sangat berkorelasi dengan gula yang dihasilkan.

“Jadi kalau pupuk maksimal, pertumbuhan anak pada satu rumpun anak banyak dan bobot juga besar, anak dari setiap rumpun akan tumbuh tinggi sehingga saat tebang anak bisa dipanen. Tak ubahnya dengan tanaman padi, kalau pupuk banyak rumpun juga besar karena batang bisa beranak pinak, karena banyak hasil panennya juga banyak,” kata Jojo.

Baca Juga: Apa yang Dibutuhkan Masyarakat Pasca Pandemi serta untuk Pemulihan Ekonomi ? ini Kata Bupati Majalengka

Dia menyebutkan, yang paling jadi kendala serta yang sangat dibutuhkan para petani tebu adalah mesin alat panen tebu, jika ada alat panen maka biaya produksi tidak akan terlalu besar karena panen bisa menggunakan mesin. Selain itu buruh tebang belakangan semamin berkurang hingga harus mendatangkan dari luar Majalengka.

“Kalau ada mesin tebang seperti mesin panen padi, maka panen tebu akan lebih cepat dan murah. Tidak akan ada keluhan seperti sekarang sudah masuk musim penghujan areal yang belum ditebang masih sangat luas , diperparah dengan curah hujan yang tinggi sehingga menyulitkan angkutan, yang terkadang truk pengangkut tebu tidak bisa keluar dari area perkebunan karena jalan berlumpur, ban nancap di lumpur,” ungkap Jojo yang merencanakan areal tanam TRI di musim tahun depan seluas 1.500 hektare meliputi Majalengka, Indramayu dan Sumedang.

Yang tak kalah pital adalah akses jalan angkutan ke gudang gula, karena lelang gula dan pembayaran uang gula ke petani juga sering terhambat oleh kondisi jalan yang rusak parah. Jalan berlumpur hingga setebal 30 cm. Tak heran jika kendaraan kontainer yang akan mengangkut dan membawa gula mengalami kesulitan.

Baca Juga: Sejumlah Batu Besar Berjatuhan dari Tebing Cadas Pangeran, Lalu Lintas Macet Total Dua Mobil Rusak Parah

“Sudah mah lokasi jauh, kondisi jalan sulit dilalui. Makanya lelang gula petani di PG Jatitujuh ini selalu terhambat, sulit terjual, pemodal enggan membeli gula karena akses jalan yang jelek. Berbeda dengangula lain yang akses jalannya bagus, kontainer musah masuk perjalanan lebih cepat,” ungkap Jojo Sutarjo yang kini masih memanen tebu .

Dia berharap pemerintah bisa mempasilitasi mesin dan memperbaiki ruas jalan antara perbatasan Indramayu hingga ke gudang gula sejauh kurang lebih 8 km.

Sementara Iman Firmasyah menyebutkan Pemerintah Kabupaten Majalengka tidak bisa membangun jalan sehubungan jalan tersebut berada di area lahan Hak Guna Usaha.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x