Eyang Dalem Ibrahim Cipatik, Ulama Bandung yang Mampu Membuat Tentara Belanda Kesemutan

- 24 Juli 2020, 06:05 WIB
GERBANG menuju makam Eyang Dalem Ibrahim di Kompleks Pemakaman Pataruman, Cipatik, Kabupaten Bandung Barat.*/DEDE SUHAYA
GERBANG menuju makam Eyang Dalem Ibrahim di Kompleks Pemakaman Pataruman, Cipatik, Kabupaten Bandung Barat.*/DEDE SUHAYA /

Baca Juga: Amerika Khawatir Aplikasi TikTok Mencuri Data Pengguna

Namun Raden Ibrahim dengan halus menolaknya karena beliau ingin pulang kampung ke Cipatik untuk mendirikan pesantren sendiri dan menyebarkan ilmu agamanya.

Sebagai gantinya ia mengutus putranya KH Muhammad Hasan (Penghulu Buchori) untuk menjadi ulama di Sumedang sampai wafatnya, dan kini makamnya ada di kompleks pemakaman Gunung Puyuh Sumedang berdekatan dengan para pangeran Sumedang dan makam pahlawan nasional Cut Nyak Dien.

Eyang Dalem Ibrahim sebenarnya bukanlah seorang dalem (pemimpin politik di zaman kolonial Belanda).

Baca Juga: Jeon So Mi Mengaku Sebagai Orang Buangan di Sekolah Menengah

Faktanya ia menolak ketika akan diangkat sebagai dalem oleh Belanda, sehingga pihak Belanda merasa geram karena perintahnya ditolak.

Karena penolakan dari Eyang Ibrahim ini, Belanda mengancam akan memenjarakan sang ulama kharismatik ini.

Untuk membuktikan ancamannya tersebut pemerintah Belanda mengirimkan sepasukan tentara untuk menangkap Raden Ibrahim.

Baca Juga: Massa Bawa Satu Pohon Singkong ke Kejari Banjar, Apa Maksudnya?

Namun terjadi hal di luar nalar, seperti diceritakan KH M Muhyiddin Abdul Qadir Al-Manafi, MA, ketika pasukan tentara Belanda itu sampai di pertabasan Cipatik, tak seorang pun dari ratusan tentara tersebut mampu menjejakkan kakinya masuk melewati batas daerah Cipatik.

Halaman:

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x