Suami Bunuh Isterinya yang Baru Dinikahi 3 Bulan Lalu

- 24 Juli 2020, 19:15 WIB
Petugas memeriksa SS, pelaku penganiayaan terhadap isterinya hingga meninggal dunia. Pelaku dan korban diketahui baru sekitar tiga bulan yang lalu melangsungkan acara pernikahan.*/ AEP HENDY/KABAR PRIANGAN
Petugas memeriksa SS, pelaku penganiayaan terhadap isterinya hingga meninggal dunia. Pelaku dan korban diketahui baru sekitar tiga bulan yang lalu melangsungkan acara pernikahan.*/ AEP HENDY/KABAR PRIANGAN /

ZONA PRIANGAN - Polisi akhirnya berhasil mengungkap motif SS (20), suami yang tega melakukan kekerasan terhadap isterinya (NF) sehingga sang isteri meninggal.

SS tega berbuat kejam terhadap isterinya hanya karena didasari rasa sakit hati terhadap korban.

Penyebab pelaku merasa sakit hati sendiri sebenarnya berawal dari hal yang sangat sepele.

Baca Juga: Suami Jual Istri Jadi PSK Via Aplikasi Online

Saat itu korban menolak ketika disuruh oleh pelaku untuk mengambilkan air minum.

"Saya benar-benar sakit hati karena isteri saya saat itu menolak ketika saya suruh untuk mengambilkan air minum.

Padahal jika ia disuruh oleh orang lain, termasuk oleh teman-teman saya, pasti ia menurut," ujar SS saat diperiksa petugas di Mapolres Garut, Jumat (24/7/2020).

Baca Juga: Anggaran Penanggulangan Covid-19 dari APBD Sumedang Sudah Terserap Rp 25 Miliar

Dikatakannya, ia merasa tak mengerti dengan sikap isterinya tersebut, padahal dirinya selama ini sangat memperhatikan dan menyayangi.

Bahkan seluruh uang gaji yang diterimanya setiap bulan, seluruhya selalu ia serahkan kepada isterinya.

SS mengaku, sebenarnya ia dan isterinya masih terbilang pengantin baru karena mereka baru menikah sekitar tiga bulan yang lalu.

Baca Juga: Dukung AKB di Pesantren, Baznas Sumedang Salurkan Bantuan

Namun sikap isterinya yang diakuinya sering menolak ketika disuruh, membuatnya sering kali merasa tersinggung.

Plh Kasubag Humas Polres Garut, Ipda Muslih, membenarkan jika berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap pelaku, motif dari pelaku melakukan kekerasan yang menyebabkan isterinya meninggal dunia adalah sakit hati.

Beberapa saat sebelum terjadi aksi kekerasan, pelaku sempat meminta diambilkan air minum akan tetapi korban menolak.

Baca Juga: Pengunjung Luar Jabar Keberatan Surat Rapid Test, Okupansi Hotel Pangandaran Masih Minim

Sebelumnya, tutur Muslih, pelaku, korban dan salah seorang teman pelaku sempat menenggak minuman keras jenis ciu.

Minuman itu dibeli oleh pelaku bersama korban saat mereka pulang dari jalan-jalan dengan menggunakan sepeda motor milik teman pelaku.

"Setibanya di mess pabrik tahu yang selama ini mereka tempati, di dalam mess sudah ada teman pelaku.

Bertiga, mereka pun menenggak minuman keras yang sebelumnya dibeli pelaku. Namun saat itu, korban hanya minum sedikit sekedar untuk menghargai sang suami," kata Muslih.

Baca Juga: Hendak ke Warung, Warga Subang Tewas Tertabrak Kereta Api

Disebutkannya, tak lama kemudian, pelaku menyuruh korban untuk mengambilkan air minum untuknya, akan tetapi saat itu korban menolak.

Pelaku pun merasa tersinggung sehingga akhirnya terjadi percekcokan antara pelaku dan korban sedangkan teman pelaku saat itu langsung keluar rumah.

Muslih menerangkan, percekcokan yang terjadi antara pelaku dan korban pun kian menjadi hingga akhirnya pelaku mengancam akan menceraikan korban.

Baca Juga: Jaga Kelestarian Hutan Pantai Pangandaran, DLHK Lakukan Gerakan Seribu Paku

Namun saat itu korban tak mau diceraikan sehingga ia pun memelas kepada pelaku akan tetapi pelaku malah tambah emosi.

Diungkapkan Muslih. Pelaku mendorong tubuh korban dan kemudian mencekik lehernya hingga korban tak brgerak lagi.

Saat itulah warga datang dan melihat korban sudah dalam keadaan tak sadarkan diri.

Baca Juga: Peugeot Global, Peduli Produk Ramah Lingkungan untuk Masa Depan

Sementara itu, ibu dari pelaku, Yati (57), mengaku sama sekali tidak menyangka kalau anaknya akan melakukan aksi kekerasan yang menyebabkan isterinya meninggal.

Apalagi pada Selasa (21/7/2020) siang, pelaku dan korban sempat datang ke rumahnya di Kampung Mulyasari RT 03 RW 06, Desa Barusari, Kecamatan Pasirwangi.

Saat itu menurut Yati, sama sekali tidak ada tanda-tanda perselisihan antara anak dan menantunya itu.

Baca Juga: Bupati Indramayu Minta Warga Bela dan Beli Produk Pengusaha Kecil

Bahkan keduanya nampak terlihat begitu akrab dan bahagia dan beberapa kali sempat terlihat bercanda.

"Ketika mau pulang, anak saya sempat minta uang Rp 10 ribu kepada saya. Katanya sih untuk membeli bensin," kata Yati saat ditemui di Mapolres Garut.

Ia menerangkan, mendapat kabar dari salah seorang pegawai desa pada hari Rabu (22/7/2020) pagi jika menantunya sudah meninggal dunia.

Baca Juga: Danrem SGJ Pantau Program Ketahanan Pangan Kodim Indramayu

Kabar ini tentu sangat mengejutkannya mengingat belum lama menantunya itu datang bersama anaknya ke rumahnya.

Pada saat itu juga, Yati berangkat ke rumah orang tua korban korban yang taklain besannya juga di Kampung Maleer, Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi untuk melayat.

Sesampainya di rumah orang tua korban, Yati lebih kaget lagi setelah diberitahu jika anaknya meninggal akibat dianiaya suaminya.

Baca Juga: Pada Kondisi AKB, Wisata Alam Dinilai Lebih Aman

"Saya sangat kaget setelah diberitahu kalau menantu saya itu meninggal karena dianiaya oleh anak saya. Awalnya saya menduga menantu saya meninggalo karena mengalami kecelakaan," ujar Yati yang terlihat begitu terpukul.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah