Pelantikan Sultan Kasepuhan Memanas, Sejumlah Pesantren Lakukan Penolakan

- 5 Agustus 2020, 07:05 WIB
MOCH. Ibnu Maisy, Sesepuh Pondok Pesantren Benda Kerep Cirebon.*/ALIF SENTOSA/KABAR CIREBON
MOCH. Ibnu Maisy, Sesepuh Pondok Pesantren Benda Kerep Cirebon.*/ALIF SENTOSA/KABAR CIREBON /

ZONA PRIANGAN - Sesepuh Pondok Pesantren Benda Kerep, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon, Moh. Ibnu Ma'isy mendukung penuh pelurusan sejarah Keraton Kasepuhan yang kini sedang dilakukan oleh para dzuriyah atau keturunan trah Sunan Gunung Jati.

Menurut laporan wartawan Kabar Cirebon, Alif Sentosa, pernyataan itu disampaikan Ibnu Ma'isy Senin 3 Agustus 2020 di sela-sela pelaksanaan Haul Mbah Sholeh.

Menurutnya, pelurusan sejarah tersebut penting untuk mengakhiri polemik yang selama ini terjadi terkait trah Sunan Gunungjati di Keraton Kasepuhan.

Baca Juga: Majelis Taklim Terpadu Nurul Hidayah Menyatukan Kegiatan Agama dan Pemberdayaan Ekonomi

Perjuangan para dzuriah Sunan Gunungjati yang sedang meluruskan sejarah Keraton Kasepuhan perlu mendapat apresiasi.

"Kami mendukung penuh pelurusan sejarah, karena hal itu penting agar menjadi terang benderang demi kemaslahatan seluruh pihak," tutur sesepuh Benda Kerep yang juga Ketua Forum Silaturahmi (Forsil) Al-Jawi.

Sementara itu, Tokoh Pemuda Benda Kerep, Muhtadi Mubarok Sholeh menyatakan secara tegas, ulama harus menjadi komando dalam penentuan dan pelantikan Sultan di Keraton Kasepuhan.

Baca Juga: Produksi Belum Optimal, Stok Kendaraan di Pasar Menipis

"Kami meminta kepada semua alam semesta, kepada para umat Islam di Kota Cirebon, agar kembali kepada ulama wabil khusus keterkaitan dengan pelantikan Sultan Keraton Kasepuhan," kata Mubarok.

Halaman:

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x