Bahkan sampai saat ini, hail produksi pertanian di Garut masih tetap diangka produksi surplus sehingga kebutuhan pasar masih dapat terpenuhi.
Menurut Beni, musim kemarau yang terjadi pada tahun ini diprediksi tidak akan terlalu lama seperti yang terjadi pada tahun sebelumnya.
Sebagaimana yang dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), diprediksi kemarau di tahun ini hanya sampai akhir Agustus.
Baca Juga: Diduga Lupa Mematikan Tungku, Rumah Apipudin Nyaris Dilalap Api
Dikatakannya, diprediksi hujan sudah akan mulai turun kembali saat memasuki September 2020.
Dengan demikian, dampak yang akan ditimbulkannya pun tidak akan terlalu parah seperti sebelumnya.
"Musim kemarau di tahun ini diprediksi tidak akan terlalu lama dan dmapaknya pun tidak akan terlalu parah.
Baca Juga: Mengisap Ganja Meningkatkan Risiko Serangan Jantung
Akibatnya, hasil produksi pertanian kita masih surplus dan bisa memenuhi kebutuhan pangan di Garut, bahkan ke luar," katanya.
Beni menerangkan, musim kekeringan tahun ini juga tergolong musim kekeringan basah dimana hujan sewaktu-waktu masih akan turun meski tak sering.
Sebagian besar lahan pertanian di Garut pun masih bisa ditanami dan menghasilkan produksi yang bagus.