Hormati Kiai dan Ulama, Jeje Tidak Pernah Jingkrak-jingkrak di Tempat Hiburan

- 28 Agustus 2020, 06:50 WIB
BUPATI Pangandaran H Jeje Wiradinata saat menghadiri pengukuhan relawan Kisan di Kecamatan Mangunjaya.*/AGUS KUSNADI/KABAR PRIANGAN
BUPATI Pangandaran H Jeje Wiradinata saat menghadiri pengukuhan relawan Kisan di Kecamatan Mangunjaya.*/AGUS KUSNADI/KABAR PRIANGAN /

ZONA PRIANGAN - Bupati Pangandaran H Jeje Wiradinata mengaku terharu dan bangga ketika mendapat dukungan dari ribuan kiai, santri dan ulama.

Pada pelaksaan pengukuhan relawan kiai dan santri (Kisan) tingkat desa se-Kecamatan Mangunjaya, Jeje yang saat ini masih menjabat sebagai Bupati di Kab Pangandaran meyatakan rasa harunya.

"Luar biasa dukungan terhadap saya. Alim ulama, ajengan, ustad dan ustadzah dari 10 kecamatan ini ada sekitar 4 ribu selalu memberi dukungan," ungkap Jeje, Kamis, 27 Agustus 2020.

Baca Juga: Ban Puen Palace, Istana Kerajaan yang Berubah Menjadi Museum

Jeje mengaku, dirinya bukan jebolan pesantren atau madrasah. Namun merasa dekat dengan kalangan santri, kiai dan alim ulama.

"Bodoh saya kalau saya tidak menghormati santri, kiai, dan alim ulama," ujarnya.

Dengan adanya dukungan dari kalangan keagamaan, menurut Jeje, itu merupakan sesuatu yang berharga.

Baca Juga: Di Pantai Ini Banyak Monyet, Wisatawan Dilarang Mempertontonkan Aurat

Sehingga, lanjut Jeje, menjadi motivasi bagi dirinya untuk bekerja yang lebih baik lagi, menjaga kehormatan dan tidak jingkrak-jingkrak di tempat hiburan malam (kafe).

"Karena di pundak saya ada alim ulama, ada sekitar 4 ribuan, belum lagi dukungan dari kiai, santri dan ormas-ormas Islam lainnya, ada sekitar 10 ribuan orang," ujarnya.

Jeje juga mengatakan, ulama tidak semata-mata memberi dukungan kepada dirinya, tetapi tentunya ingin kebijakan keagamaan ini di Pangandaran lebih ditingkatkan lagi.

Baca Juga: Ahok Sesumbar Merem Saja Pertamina Bisa Untung, Mulyanto: Sekarang Rugi, Apa Tidak Diawasi?

Diungkapkan Jeje, persoalannya sederhana yaitu sekarang banyak masjid yang kosong. Dibangun bagus-bagus tapi kosong.

Hal itu menjadi perhatian dirinya bagaimana untuk memakmurkan masjid sehingga mesjid menjadi penuh.

"Di masjid tidak ada hal-hal yang negatif, nanti kita akan kerjasamakan dengan para ketua DKM bagaimana memanfaatkan konsep program yang namanya magrib ke masjid, jangan sampai ada bangunan masjid atau pondok pesantren yang reot," ujarnya.***

 

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x