ZONA PRIANGAN - Menghadapi musim kemarau, para petani di Desa Jalatrang, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, menanami lahan sawah tadah hujan dengan tanaman bawang merah.
Seorang pelopor penanam bawang Asep Nasruloh (47) mengatakan, penanaman bawang merah di lahan persawahan tadah hujan dilakukan untuk menghindari lahan puso.
Selain itu kata Asep, para petani pemilik lahan dan penggarap juga terselamatkan dari dampak kekeringan.
"Kasihan warga, sudah terkena dampak wabah (pandemi covid-19) masak harus kena dampak kekeringan juga?" ujarnya kepada zonapriangan.com, Rabu, 1 September 2020.
Pengurus Badan Usaha Milik Deda (BUMDes) Dadi Haryadi (46) menjelaskan, lahan sawah tadah hujan yang ditanami bawang merah di desanya mencapai 20 hektar.
"Kami didukung pemerintah desa untuk bisa memberdayakan masyarakat dan kelompok tani untuk mengolah 20 hektare lahan dan beralih bercocok tanam bawang yang sebelumnya ditanami padi, sebagai upaya menjaga ketahanan pangan," jelasnya.
Baca Juga: Tidak Pernah ke Kota dan Yakin Tak Terpapar Covid-19, Orangtua Minta SD Cinunuk Gelar Belajar Tatap
Menurut Dadi, peluang pasar bawang merah sangat potensial lantaran selama ini bawang yang beredar di sejumlah pasar di Ciamis dan Tasikmalaya sebagian besar didatangkan dari Jawa Timur.
Ia berharap, meski memasuki musim kemarau, lahan-lahan tadah hujan yang ditanami bawang merah tetap produktif.
"Jadi petani enggak rugi. Tinggal memaksimalkan pola tanam supaya hasilnya memuaskan," ujarnya.
Dari catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis, tahun 2019 lalu yang terdampak kekeringan hingga warga kesulitan air bersih terjadi di 91 desa, 223 dusun yang tersebar di 23 kecamatan. ***
Rommy Roosyana