ZONA PRIANGAN - Kini Kota Bandung menerapkan pengelolaan sampai dengan konsep H2H atau disebut juga Hulu ke Hilir.
Semua sampah di Kota Bandung harus dioptimalkan sebelum akhirnya masuk ke pengolahan akhir.
"Karena urusan sampah ini berlanjut. Maka pengelolaan sampah tidak hanya berbicara terkait membersihkan sampah dari pandangan mata saja," Kepala Bidang Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Sopyan Hernadi pada acara Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Kamis 15 Oktober 2020.
Baca Juga: Inilah Jadwal Terbaru MotoGP Aragon 2020, Gara-Gara Cuaca dan Suhu Dingin Balapan Mundur Satu Jam
Baca Juga: Ridwan Kamil Desain Masjid Akbar Banyumas dengan Konsep Seribu Bulan Sabit, Ini Alasannya
Baca Juga: Kemenparekraf Berharap Lewat Creative Game-Developer Incubation 2020 Industri Game Indonesia Tumbuh
Menurutnya pengelolaan sampah itu harus runut mulai dari hulu (pengumpulan) hingga hilir (proses pengolahan akhir). Untuk itu, DLHK tengah berupaya agar pengelolaan sampah bisa semakin baik.
Menurut Sopyan, pengelolaan sampah memiliki dua pemahaman dasar, yaitu terkait dengan pemanfaatan sampah sebagai sumber daya dan pelayanan publik. Sebagai sumber daya, terang Sopyan, sampah bisa menjadi alternatif profit center.
Namun sebagai pelayanan publik, pengelolaan sampah merupakan "cost center". Sehingga, program Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan sampah) memang harus terus disosialisasikan.
Baca Juga: Ngeri, Sabtu Pagi Jalur Gaza Dibombardir Roket
Baca Juga: Hotman Paris: Buruh Sekarang Enak, Pesangon Tidak Cair Bisa Langsung Laporkan Perusahaan ke Polisi
Baca Juga: Mengapa Sule Menikah Diam-diam? Berikut Ini Penjelasannya
Edukasi tentang Kang Pisman harus terus dilakukan kepada masyarakat. "Kang Pisman mengajarkan kepada masyarakat untuk mengubah pola pikir food waste (setiap makanan hanya akan menjadi sampah organik) menjadi waste to food (mengubah sisa makanan menjadi makanan kembali)," jelasnya.***