Karena di lapangan ketika berlangsung pemilu, bagaimana masyarakat mengungkapkan keinginnanya. Yang terjadi dilapangan yang ditanyakan masyarakat adalah sarana umum dan pribadi.
“Ketika bertemu masyarakat, kualitas audien dari tahun ke tahun, dari pemilu ke pemilu tetap sama, kitu wae. Yang ditanyakan adalah fasilitas umum dan pribadi. Katanya ‘wios teu aya jalmina ge nu penting kintunanana’, jadi bukan berpikir bagaimana berbicara program dan apa yang akan diperjuangkan kala nanti jadi anggota dewan atau jadi bupati dan wakil bupati,” katanya.
“Jadi bagimana pendidikan politik kepada masyarkat ketika memilih sadar, dan setelah itu juga sadar,” tambahnya yang optimis suatu saat akan ada kader PPP yang duduk menjadi bupati atau wakil bupati Majalengka.***