Rudal Hipersonik Zirkon Senjata Perang Rusia yang Ditakuti AS, Laksamana Charles: Sulit Dilacak

4 Oktober 2021, 22:06 WIB
Ilustrasi uji coba peluncuran rudal.* /Pixabay /Geralt

ZONA PRIANGAN - Amerika Serikat (AS) ternyata mengkhawatirkan kekuatan yang dimiliki rudal hipersonik Zirkon milik Rusia.

Laksamana Charles A. Richard dari Angkatan Laut AS memperingatkan bahwa rudal hipersonik yang dibuat oleh Moskow dan Beijing menimbulkan ancaman signifikan bagi Amerika.

"Rudal hipersonik Zirkon milik Rusia sangat sulit dideteksi dan dilacak, ini tantangan," tambahnya.

Baca Juga: Kena Azab, Pembuat Karikatur Nabi Muhammad SAW, Seniman Lars Vilks Tewas dalam Kecelakaan Mobil yang Aneh

AS makin khawatir ketika Angkatan Bersenjata Rusia telah berhasil melakukan uji peluncuran pertama rudal hipersonik Zirkon dari kapal selam bertenaga nuklir.

Dalam uji coba itu, rudal hipersonik Zirkon ditembakan ke sasaran yang berada di Laut Barents, di utara Arktik Rusia.

Kementerian Pertahanan Rusia menerbitkan sebuah video yang menunjukkan uji coba yang berhasil.

Baca Juga: Mahasiswa Asal Indonesia Tercatat Sebagai Pemerkosa Paling Produktif di Manchester, Inggris

Zircon, pertama kali diproduksi pada tahun 2016, adalah rudal anti-kapal yang mampu berakselerasi hingga 9 Mach.

Rudal itu telah dirancang untuk menyerang kapal permukaan musuh, seperti fregat dan kapal induk, serta target darat yang terletak dalam jangkauan rudal.

Kecepatan Zirkon (9.800-11.025 km/jam) membuatnya sulit dihentikan oleh sistem antipesawat manapun, tulis rt.com.

Baca Juga: Ini Cewek Rahasia Vladimir Putin, Cantik Miliki Apartemen Mewah dan Kapal Pesiar di Monako

Meskipun peluncuran terbaru ini adalah pertama kalinya rudal ditembakkan dari kapal selam nuklir, rudal tersebut telah menjalani pengujian dari kapal induk.

Awal tahun ini, sebagai bagian dari pidato tahunannya di Majelis Federal, Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan bahwa angkatan bersenjata Rusia melakukan modernisasi rudal.

Putin memperingatkan negara mana pun untuk tidak melewati garis merah yang sudah diatur Moskow.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: RT.com

Tags

Terkini

Terpopuler