Bunyikan Tanda Bahaya, Naga Komodo Kini Terancam dan Menuju Kepunahan

10 September 2021, 21:05 WIB
Komodo, kadal terbesar di Bumi, hidup di habitat yang sempit. Bunyikan tanda bahaya, naga komodo kini terancam dan menuju Kepunahan. /Pixabay/Tlspamg/

ZONA PRIANGAN – Naga komodo mendapat statusnya sebagai reptil ikonik nan unik. Kadal karnivora ini bisa tumbuh hingga 10 kaki (sekitar 3 m) panjangnya.

Reptil ini dicirikan dengan lidah bercabang, gigi-gigi tajam, dipersenjatai dengan sisik dan air liurnya yang bercampur bisa.

Hewan yang disebut juga kadal purba ini bisa mendeteksi daging dari jarak beberapa mil saat berburu rusa, babi hutan, kuda, kerbau air, dan bahkan betinanya suka memangsa anaknya.

Baca Juga: Hiu Aneh Berwajah Babi Raksasa Ditangkap Perwira Angkatan Laut Italia

“Reptil ini mendapat reputasi yang menakutkan,” kata Craig Hilton-Taylor, seorang pakar biologi di Perserikatan Internasional untuk Perlindungan Alam (IUCN).

Namun sayangnya, kadal terbesar di dunia ini tengah menuju kemusnahan di alam liarnya.

Naga Komodo, sebelumnya dinyatakan sebagai spesies yang “rentan”, kemudian diklasifikasi ulang akhir pekan lalu menjadi “terancam” oleh organisasi konservasi tersebut.

Baca Juga: China Perintahkan Raksasa Game Untuk Menghapus Konten Cabul, Kekerasan dan Citra Gender Banci

“Hewan ini memiliki perubahan dalam statusnya, sebuah penurunan,” kata Hilton-Taylor, kepala unit ‘daftar merah’ organisasi konservasi ini. “Dan bergerak menuju kemusnahan,” tambahnya seperti dilansir NYtimes.com.

Status baru ini diharapkan bisa merangsang para pemegang kebijakan internasional dan kelompok konservasi untuk memperkuat dan memperluas perlindungan bagi kadal raksasa ini di habitat alamnya.

“Harus dibunyikan lonceng alarm lebih keras lagi,” kata Andrew Terry, direktur konservasi di Zoological Society,  London. “Ini membutuhkan aksi yang mendesak,” tambahnya.

Baca Juga: 5 Tips Untuk Meningkatkan Kadar Hemoglobin Dalam Tubuh

Walaupun para pakar menyebutkan populasi komodo di Taman Nasional Komodo stabil dan terlindungi dengan baik, spesies langka ini masih menghadapi rintangan untuk bertahan lebih lama lagi.

Komodo saat ini rentan terhadap perubahan lingkungan karena reptil-reptil ini mendiami pulau-pulau yang terbatas di antara pantai dan bukit yang curam.

“Hidup hewan ini begitu sempit, dalam hal di mana mereka bisa hidup,” kata Gerardo Garcia, seorang biolog konservasi di Kebun Binatang Chester di Inggris yang meluangkan hampir satu dekade bekerja untuk perlindungan komodo di Indonesia.

Baca Juga: Berat Badan Kim Jong Un Telah Susut 20 Kg, Terlihat di Parade Militer Pertama Korea Utara

IUCN memperingatkan bahwa habitat komodo telah menyempit sekurangnya 30 persen dalam 45 tahun mendatang.

Faktor-faktor berkurangnya habitat ini di antaranya karena peningkatan suhu dan permukaan laut akibat perubahan iklim.

Selain itu, urbanisasi dan pembukaan lahan pertanian juga menjadi faktor lainnya. Di Flores, penduduk setempat bersaing dengan hewan purba ini dalam berburu rusa dan babi hutan, dan terancam oleh peternakan kambing.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Jumat 10 September 2021: Lukman Tewas, Bu Rosa Mengingat Seseorang, Reyna Tahu Nino Ayahnya

Sekitar 25 tahun lalu, ada 5.000 hingga 8.000 komodo berkeliaran di Bumi ini. Namun kini  IUCN memperkirakan hanya ada 1.380 Komodo dewasa dan 2.000 anaknya di alam liar.

“Keprihatinan yang nyata adalah apa yang akan terjadi di masa depan,” kata Hilton-Taylor.

Harapan satu-satunya untuk menyelamatkan naga Komodo ini adalah program perkembangbiakan dan upaya memindahkan ke habitat liar yang terbatas.

Baca Juga: Ternyata Tambang Besi Terbesar di Carajas Ini Gunakan Truk Raksasa Tanpa Pengemudi, Kok Bisa?

Tetapi para pakar mengatakan belum waktunya melakukan hal itu.

“Ini merupakan upaya terakhir,” kata Dr. Garcia. “Kami masih memiliki sedikit waktu.”***

Editor: Yurri Erfansyah

Sumber: NYTimes

Tags

Terkini

Terpopuler