Kawah Hujan Melancarkan Pernapasan, Bisakah Membunuh Virus Corona?

9 Agustus 2020, 08:36 WIB
WISATAWAN saat mendapat penjelasan manfaat dari uap Kawah Hujan di kawasan wisata Kawah Kamojang.*/PARAMA GHALY/ZONAPRIANGAN.COM /

ZONA PRIANGAN - Kabupaten Bandung terus menggenjot sektor wisata untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD).

Banyak objek wisata di Kabuapten yang sudah dikenal, uniknya lagi keberadaan lokasinya sering dikait-kaitkan dengan cerita atau kisah legenda yang berkembang di masyarakat.

Pemkab Bandung pun menjadikan legenda itu sebagai senjata hingga membuat penasaran wisatawan luar kota.

Baca Juga: Hutan Mati Tidak Seseram yang Dibayangkan

Banyak cerita atau mitos yang sudah dijual, di antaranya kisah Gunung Tangkuban Parahu dan Kawah Kamojang.

Di Kawah Kamojang, Kecamatan Ibun, memang terdapat sumber mata air panas yang konon bisa menyembuhkan berbagai penyakit.

Manfaat mata air panas di sana kemudian dibalut dengan cerita legenda tentang bidadari yang turun dari kahyangan ke Kamojang untuk mandi di sana.

Baca Juga: Persaingan Kakak Beradik di Persib Bandung, Ada yang Bersinar, Ada yang Langganan Bangku Cadangan

Untuk mencapai lokasi Kawah Kamojang ada beberapa rute yang bisa ditempuh oleh wisatawan.

Bisa melewati jalur dari arah perkotaan Garut, atau ada juga jalan alternatif.

Dari arah Kota Bandung bisa menggunakan jalur nasional, Cileunyi-Rancaekek-Garut-Samarang-Kamojang.

Baca Juga: Pembelian Tidak Melonjak, Harga Emas Tidak Berubah

Untuk jalur alternatif, wisatawan bisa menggunakan jalur Bandung-Gedebage-Sapan-Jalan Babakan-Jalan Oma Anggawisastra-Jalan Patrol-Jalan Paseh-Ibun dan berakhir di Kamojang.

Dengan melewati jalur alternatif, mata wisatawan akan disejukan oleh pemandangan hamparan sawah dan suasana alam pedesaan.

Medan jalan mulai dari Jalan Raya Sapan sampai Majalaya Kabupaten Bandung relatif mendatar.

Baca Juga: Menyapa Bintang Sinetron, Punya Kesempatan Raih Hadiah Ratusan Juta

Perjalanan mulai menanjak saat memasuki wilayah Ibun, yang merupakan perbatasan Kab. Bandung-Kab. Garut.

Mendekati area wisata Kamojang, bagi yang belum hafal medan, siap-siap memasukan gigi satu mengingat jalan menanjak curam.

Ada juga area yang untuk beristirahat, tapi tidak terlalu luas untuk memarkirkan kendaraan yang mesinnya sudah panas.

Baca Juga: Jadi Jurnalis Mengenakan Jilbab, Amanda Rawles: Ini Pengalaman Pertama

Biasanya, pengendara motor dari arah Bandung, memilih istirahat dulu di lokasi itu. Tidak perlu buru-buru, karena Kawah Kamojang yang dituju sudah dekat.

Persiapkan pakaian yang bisa menghangatkan tubuh. Cuaca di kawasan Kamojang Garut sangat dingin.

Bagi yang alergi bau belerang, bisa menggunakan masker. Bau belerang sudah tercium menyengat, mendekati pintu masuk objek wisata Kawah Kamojang.

Baca Juga: Sekolah Libur Panjang, Pelaku Usaha Jasa Antar Jemput Siswa Kini Menderita

Pada pos penjagaan tiap pengunjung diminta membayar tiket masuk Rp 7.500,00. Jalan menuju ke lokasi utama, relatif kecil.

Di beberapa titik ada yang tidak mulus. Sampai di lahan parkir, biasanya pengunjung disambut tetesan kabut. Menambah suasana dingin.

Di lahan parkir tersedia fasilitas, toilet, mushola, dan warung-warung. Jadi sebelum berkunjung melihat sejumlah kawah, ada baiknya wisatawan mengisi perut. Harga makanan dan minuman di sana relatif tidak mahal.

Baca Juga: Sudah Merasakan Goyangan hingga Menjerit-jerit, Kok Bayarnya Cuma Rp 2.000,00

Untuk berkunjung ke sejumlah kawah, biasanya wisatawan diantar seorang pemandu (kuncen).

Dia menjelaskan nama-nama kawah yang ada di Kamojang berikut asal-usul penamaannya.

Seperti ada yang disebut Kawah Lokomotif. Bisa disebut demikian, karena dari kawah tersebut sering menimbulkan suara seperti bunyi lokomotif kereta uap.

Baca Juga: Menyuarakan Jeritan Petani, Ahmad Fathoni Jadi Perhatian di Kawasan Nol KM Sungai Citarum

Demikian juga dengan penamaan Kawah Manuk (Burung). Kalau kita dengar secara seksama maka sering terdengar bunyi kicauan burung.

Untuk menarik pengunjung, sang kuncen biasanya beratraksi. Dia yang sudah bertahun-tahun menyatu dengan Kawah Kamojang, bisa mengarahkan arah uap yang muncul dari permukaan kawah.

Di hadapan pengunjung, kuncen menggerakan tangan ke kanan, maka arah uap mengikuti ke kanan. Sebaliknya jika tangan diarahkan ke kiri, seolah mengikuti uap pun mengarah ke kiri.

Baca Juga: Bentley Punya SUV Tercepat di Dunia, Menyaingi Kecepatan Lamborghini Urus

Atraksi sang kuncen tidak berhenti di situ. Dia sudah menyiapkan telur ayam mentah, yang kemudian dicelupkan ke cairan yang bergolak di salah satu kawah.

Cuma beberapa menit telur tersebut diangkat kembali dalam keadaan matang. Tidak berbahaya juga kalau tersebut dimakan.

Kuncen membuktikan telur ayam mentah jadi matang setelah dicelupkan ke mata air yang meletup-letup dengan suhu yang panas.

Baca Juga: Sandal Jepit dari Ganggang, Tak Terpakai Langsung Jadi Kompos

Hampir semua area kawah, yang berjumlah 23 buah diberi pagar pembatas. Hal ini dimaksudkan agar pengunjung tidak bisa mendekat. Ada jarak tertentu agar pengunjung aman dan cuma bisa melihat saja.

Kunjungan favorit wisatawan pastinya di Kawah Hujan. Karena di area tersebut wisatawan bebas bisa bermain-main.

Bahkan di lokasi itu, wisatawan bisa merasakan percikan-percikan air dari kawah seperti hujan dan tidak berbahaya. Seolah mandi sauna, walau kawasan Kamojang dingin, tapi di Kawah Hujan terasa hangat.

Baca Juga: Ramalan Zodiak: Aries Bakal Ada Godaan, Asmara Taurus Lagi Hangat-hangatnya

Menurut sang kuncen, Kawah Hujan sangat bagus untuk kesehatan. Untuk pernapasan akan terasa lancar.

Cocok juga untuk melancarkan peredaran darah. Juga bagi penderita jantung dan stroke, dianjurkan untuk berkunjung ke lokasi ini sebagai terapi penyembuhan.

Kalau saja, percikan air Kawah Hujan bisa mematikan virus corona, ini sangat berguna sekali. Harusnya sih bisa, bukankah virus corona tidak bertahan di suhu yang panas?***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler