“Sistem ini terjadi di dalam desa kami dari generasi ke genarasi. Kami tidak tahu kapan dimulainya. Tetapi, seluruh warga sangat bahagia dengan hal itu,” kata Phiwstar Khongsit seperti dilansir Indiatimes.com.
Penduduk lain dari desa Kongthong, Jipson Sohkhlet, mengklaim bahwa para penduduk desa berpapasan dengan yang lainnya lewat lagu-lagu atau melodi.
Baca Juga: Misteri Keturunan Alien, Dua Bocah Berkulit Hijau Ditemukan di Desa Woolpit, Inggris
Sejak sekitar 700 orang tinggal didesa saya, ada 700 lagu yang berbeda. Lagu-lagu tersebut tidak lagi digunakan untuk menyebut orang-orang dengan nama yang mereka berikan, hanya untuk komunikasi.
Di ladang atau di hutan, kami berbicara kepada warga desa lainnya menggunakan seluruh lagu. Satu lagu disajikan dalam dua bentuk berbeda, lagu panjang dan lagu singkat.
Ketika bayi baru lahir, sebuah lagu baru juga dilahirkan. Ketika seseorang meninggal, lagunya juga meninggal dan tidak pernah digunakan lagi.
Baca Juga: Boriska Kipriyanovich, Bayi Cerdas yang Mengaku Lahir di Mars dan Tahu Alien Masih Hidup
Secara tradisional, sistem ini telah ada dari generasi ke generasi. Prosedur ini dipelihara.
Warga desa lainnya mengklaim bahwa praktek ini kini digunakan oleh para penduduk di desa Meghalaya.***