Warga Desa Lumbu Masih Menurut Pesan Sesepuh, Tidak Berani Tebang Pohon Bambu Sembarang Waktu

- 1 Agustus 2020, 08:45 WIB
ANGKLUNG produksi warga Desa Lumbu sudah dikenal sejumlah wisatawan.*/PARAMA GHALY
ANGKLUNG produksi warga Desa Lumbu sudah dikenal sejumlah wisatawan.*/PARAMA GHALY /

Bahkan angklung Desa Lumbu sudah merambah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi. Pesanan dalam jumlah banyak dan paling jauh, yakni Pekanbaru dan Batam.

Baca Juga: Rumahnya Ludes, Penderita Stroke Tewas Terbakar

Sedangkan wisatawan yang datang langsung ke Sanggar Angklung Lumbu, biasanya membeli per satuan.

Harga angklung per satuan yang biasa dijual ke wisatawan antara Rp 40.000,00 hingga Rp 75.000,00. Itu tergantung ukuran besar dan kecilnya angklung.

"Biasanya wisatawan yang dating ke sini membeli angklung untuk kenang-kenangan, bukan untuk dimainkan mengiringi lagu,” ujar Pendi, sambil menambahkan kalau untuk pesanan sekolah biasanya satu set (31 angklung) dijual dengan harga Rp 1,5juta.

Baca Juga: Polresta Bandung Sembelih 18 Ekor Sapi dan 39 Kambing, Distribusi Daging Door to Door

Pendi mengaku, para perajin angklung Desa Lumbu belajar secara otodidak. Mulai dari pemilihan bambu yang lurus dan ruasnya panjang, memotong dan merangkai bambu, hingga menyetem suara tanpa mengikuti pelatihan.

Secara turun temurun, para perajin hanya memperhatikan para pendahulunya. Warga Desa Lumbu mulai menggeluti kerajinan angklung setelah dikenalkan oleh Bapak Daeng Sutikna dan Bapak Jaya.

Semula warga Desa Lumbu hanya iseng membuat angklung dan untuk kepentingan sendiri.

Baca Juga: Polisi dan TNI Razia Masker di Kawasan Jatibarang

Halaman:

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x