Namanya Mesjid Tembakau, tapi Bukan Bangunan untuk Tempat Ibadah, Hanya Sebuah Tipu Muslihat

- 17 Juli 2023, 13:00 WIB
Bangunan Yenidze atau mesjid tembakau.*/Instagram/
Bangunan Yenidze atau mesjid tembakau.*/Instagram/ /

ZONA PRIANGAN – Kota di Jerman, Dresden terkenal dengan arsitektur gaya Baroque yang berjajar di sepanjang tepi Sungai Elbe.

Tetapi ada satu kekecualian yang berdiri seperti jempol yang sakit, bangunan Yenidze yang ikonik alias ‘mesjid tembakau’.

Dengan fitur unsur-unsur timur berupa mesjid dan Istana Alhambra Granada yang terkenal.

Baca Juga: Rekor Panas Mengejutkan! Italia, Spanyol, dan Yunani Dilanda Gelombang Panas Ekstrem

Yenidze menjulang bersebelahan dengan Friedrichstadt dari Dresden selama berabad-abad.

Dengan tinggi 62 meter, dilengkapi 600 jendela dengan berbagai gaya, dan kubah gelasnya yang mengesankan.

Ini bisa saja salah satu mesjid terbesar di dunia, tetapi meskipun begitu tampilannya, Yenidze bukanlah sebuah mesjid, dan tak pernah menjadi sebuah mesjid.

Baca Juga: AS Mengirim Bom Tandan ke Ukraina yang Bisa Mematikan bagi Sipil Beberapa Tahun Kemudian

Yenidze telah beroperasi sebagai sebuah pabrik tembakau dan desainnya yang tidak biasa dipilih sebagai penghormatan kepada asal tembakau Oriental yang diproses di sini, dan juga cara cerdas untuk mengakali aturan dalam pembatasan arsitektur di pusat kota Dresden.

Wirausahawan yahudi Hugo Zietz mendirikan perusahaan Oriental Tobacco and Cigarette Factory Yenidze pada 1886, tetapi karena pembatasan arsitektur bangunan pabrik di pusat Dresden, ia sulit untuk membangun sebuah fasilitas produksi di kawasan tersebut.

Setelah dua dekade gagal berusaha membujuk pemerintah setempat, Ziets memutuskan untuk membengkokan aturan-aturan tersebut.

Pada 1907, pengusaha yahudi ini menugaskan seorang arsitek berusia 29 tahun Martin Hammitzsch untuk merancang sebuah pabrik yang tidak menyerupai pabrik.

Baca Juga: Misteri Nasib Pasukan Bayaran Wagner: Putin Tawarkan Ganti Komandan, Prigozhin Berada di Mana?

Menurut TRT World, bangunan tersebut terinspirasi dari makam raja Mamluk di Nekropolis Kairo, dengan balok-balok granit berwarna merah dan abu-abu untuk membuat garis-garis ablaq, mosaik penuh warna dan pola-pola geometrik Maroko, bahkan cerobong yang dirancang mirip menara.

Pada 1909, Pabrik Tembakau Yenidze selesai dibangun dan kemudian dikenal sebagai ‘mesjid tembakau’ karena tampilannya yang berbeda.

Arsitektur bangunan Yenidze selalu menjadi subjek kontroversi di Dresden bila disandingkan dengan bangunan-bangunan karya agung Baroque, tetapi saat ini dianggap sebagai bagian integral dari lansekap kota.

Baca Juga: Iklan Mobil Bekas sebagai Senjata Peretas: Diplomat di Ukraina dalam Ancaman

Bangunan ini juga mengandung kisah sukses, karena secara ajaib tetap berdiri saat terjadi pemboman Sekutu pada 1945 selama Perang Dunia II.

Lima belas tahun setelah peresmiannya, mesjid tembakau ini dijual kepada Reemtsma Tobacco Group, yang beroperasi sampai 1953. Bangunan ini berdiri terpencil selama beberapa dekade sampai akhirnya direnovasi pada 1996.

Mesjid tembakau saat ini dimiliki oleh EB Group yang berbasis di Berlin, setelah dibeli pada 2014 dari miliarder Israel Adi Keizman.

Kini Yenidze beroperasi sebagai fasilitas perkantoran dengan restoran di dalam kubah besarnya, di mana para pelanggan bisa menikmati pemandangan kota Dresden dengan sudut 360 derajat.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: TRT World


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x