Intip Pengertian Obligasi, Keuntungan Investasi Obligasi dan Kelebihan dari Seri SR018

24 Maret 2023, 13:21 WIB
Ilustrasi pengertian obligasi /Pixabay/

ZONA PRIANGAN - Kita pasti familiar dengan kata obligasi, namun apakah itu obligasi? obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau korporasi.

Surat tersebut berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar kupon obligasi dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002. 

Keuntungan investasi obligasi

Ada beberapa keuntungan investasi obligasi seperti adanya imbal hasil atau return yang lebih bersaing dibandingkan dengan produk deposito.

Baca Juga: Penambangan Bitcoin tengah 'Booming' di Texas, Konsumsi Listrik Naik Hingga Tiga Kali Lipatnya dari Tahun Lalu

Kemudian memberikan pendapatan yang tetap berupa kupon/imbal hasil obligasi, juga adanya potensi keuntungan atas penjualan obligasi. 

Tapi yang terpenting adalah investasi aman dengan pengembalian pokok 100% pada saat jatuh tempo.

Apakah ada risiko? 

Obligasi memiliki beberapa risiko pasar yang harus diketahui seperti adanya potensi keuntungan maupun kerugian akibat faktor ekonomi yang mempengaruhi pasar keuangan, seperti perubahan tingkat suku bunga, nilai tukar, dan harga obligasi. 

Baca Juga: Singapura akan Memperketat Kontrol Daur Ulang Sepatu Setelah Viral Laporan dari Reuters

Pemerintah menawarkan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel jenis Sukuk Ritel (SR) seri SR018. 

Melalui investasi ini, negara mengajak masyarakat ikut serta mendorong kemandirian bangsa dengan suku bunga menarik. 

Sebagai upaya mendukung pemerintah, salah satu bank seperti bank bjb juga turut serta menawarkan obligasi yang mulai ditawarkan pada 3 hingga 29 Maret 2023, obligasi ini ditawarkan dengan skema 2 (dua) tenor untuk menjangkau semua kalangan. 

Baca Juga: Kekhawatiran Perbankan Membuat Harga Minyak Mencapai Level Terendah Sejak 2021 dan Sekarang Rebound

Khusus untuk SR018 ini, pemerintah menawarkan tenor 3 (tiga) tahun yakni SR018-T3 dan tenor 5 (lima) tahun yakni SR018-T5. Tenor ini disesuaikan dengan jangka waktu penempatan dana atas surat berharga. 

Nilai imbal hasil dua tenor tersebut berbeda dengan tenor 5 tahun lebih tinggi 15 basis poin dibandingkan tenor 3 tahun. 

Nilai imbal hasil SR018-T3 sebesar 6,25% p.a dan jatuh tempo pada 10 Maret 2026. Sedangkan SR018-T5 ditawarkan dengan nilai imbal hasil 6,40% p.a dan jatuh tempo pada 10 Maret 2028. Nilai imbal hasil tersebut akan berlaku tetap sampai jatuh tempo (fixed rate). Pembayaran imbal hasil pertama untuk kedua tenor SBN Ritel tersebut pada 10 Mei 2023.

Baca Juga: Kekhawatiran Perbankan Membuat Harga Minyak Mencapai Level Terendah Sejak 2021 dan Sekarang Rebound

SR018 dapat dibeli oleh individu WNI dengan minimum pemesanan Rp 1 juta dan dan maksimal pemesanan Rp 5 miliar untuk SR018-T3 serta Rp 10 miliar untuk SR018-T5. SR018 akan didistribusikan kepada investor pada tanggal settlement 5 April 2023.

Untuk itu, bank bjb akan memberikan cashback menarik untuk pemesanan SR018 melalui bank bjb di mana cashback berupa uang tunai akan ditransfer ke rekening nasabah maksimal 30 hari setelah tanggal settlement.

Menurut Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb, Widi Hartoto, pihaknya terus berupaya membantu pemerintah melalui penawaran SR018 ini. Tujuannya agar masyarakat bisa dengan mudah berinvestasi dan membantu kemandirian bangsa.  

Baca Juga: Lengkapi Perawatan Nafas Segar Saat Ramadhan di Big Promo Ramadhan Diskon hingga 90% di Blibli

Diketahui, SR018 ditawarkan sebagai bentuk investasi yang aman dan menguntungkan bagi seluruh warga negara Indonesia. Di mana, masyarakat memiliki kesempatan yang sama ikut membiayai APBN. Dana tersebut akan digunakan untuk berbagai kebutuhan pembiayaan dan pembangunan negara. 

Sebagai produk pasar modal dan bukan produk bank bjb, perseroan dalam hal ini hanya memasarkan dan bertindak sebagai Sub Mitra Distribusi. Setiap pilihan atas produk Obligasi yang dibeli (calon) Investor merupakan tanggung jawab dan keputusan (calon) Investor sepenuhnya, termasuk apabila (calon) investor memilih jenis produk yang tidak sesuai dengan profil risiko (calon) investor.***

 

Editor: Yurri Erfansyah

Tags

Terkini

Terpopuler