Kafe Mulai Buka, Penjualan Kopi Khas Garut Kembali Menggeliat

- 20 Juli 2020, 04:20 WIB
KEPALA Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga.*/AEP HENDY/KABAR PRIANGAN
KEPALA Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga.*/AEP HENDY/KABAR PRIANGAN /

ZONA PRIANGAN - Setelah sempat mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19, kini penjualan kopi khas Garut sudah mulai mengalami peningkatam kembali.

Kopi dari Garut bukan hanya diminati di wilayah Garut tapi juga di sejumlah kota besar seperti Bandung dan Jakarta.

Mulai menggeliatnya kembali tingkat penjualan kopi Garut diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga.

Baca Juga: Tiga Positif Covid-19 Jalani Isolasi Mandiri di Rumah, Alat Makan Minum dan Ruangan Wajib Tersendiri

Hal ini terjadi akibat meningkatnya permintaan menyusul mulai bukanya kembali kafe-kafe baik yang ada di wilayah Garut maupun di kota lainnya di luar Garut.

"Alhamdulillah pada masa new normal ini tingkat penjualan kopi kita mulai menggeliat kembali. Pemasaran kopi Garut bukan hanya di pasar lokal akan tetapi juga di sejumlah kota besar lainnya seperti Jakarta dan Bandunh," ujar Beni, Minggu 19 Juli 2020.

Menurut Beni, saat ini Dinas Pertanian Garut terus berupaya mengembangkan sektor produk kopi agar kembali bangkit.

Baca Juga: SPTSK SPSI Cari Pemimpin yang Berpihak Kepada Kepentingan Buruh

Selama pandemi Covid-19, pemasaran kopi Garut sempat terkendala karena banyaknya kafe yang tutup.

Dalam upaya lebih mempromosikan kopi Garut, tutur Beni, pihaknya menjalin kerja sama dengan berbagai pihak. Di antaranya Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Garut.

Dengan lebih gencarnya promosi, diharapkan tingkat penjualan kopi Garut terus meningkat meningat tingkat produksinya yang sagat cukup tinggi.

Baca Juga: Kampung Limushideung Ada di Pedalaman tapi Punya Jaringan Internet Mandiri

Dikatakannya, salah satu jenis kopi Garut yang selama ini paling banyak digemari adalah kopi arabika.

Dalam situasi normal, penjualan kopi jenis arabika ke pasaran mencapai kisaran 3 ton per bulan akan tetapi selama masa pandemi Covid-19 turum drastis menjadi sekitar 5 kuintal saja.

"Setelah memasuki masa normal baru, pemasaran sudah kembali meningkat meskipun belum dalam kondisi normal mencapai 3 ton kopi per bulan. Makanya saat ini kita gencar lakukan promosi bersama Disperindag," katanya.

Baca Juga: Beredar Video Manipulasi Data Pasien Covid-19, Bupati Ciamis Langsung Membantah

Beni menyampaikan, setiap bulannya Kabupaten Garut mampu memproduksi berbagai jenis kopi sebanyak 4 ribuan.

Selama ini kopi Garut mampu dipasarkan ke sejumlah pasar lokal, maupun kota besar di Indonesia, bahkan ekspor.

Diungkapkannya, agar kopi Garut ke depannya bisa memiliki nilai jual lebih tinggi, pihaknya melakukan berbagai upaya.

Baca Juga: Pengunjung Wisata Kecewa, Cagar Alam Pantai Pangandaran Masih Tutup

Salah satunya yakni pengolahan yang dilakukan di tingkat bawah sehingga petani bisa lebih menikmati keuntungan yang lebih besar.

"Selama ini kopi dari Garut dijual dalam bentuk cherry sehingga harganya tak terlalu tinggi. Lain halnya ketika kopi kita olah dulu, harga jualnya tentu akan lebih tinggi sehingga petani pun bisa lebih diuntungkan," ucap Beni.***

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x