OJK Pastikan Hingga September 2023 Sektor Jasa Keuangan Jabar Stabil Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global

- 17 November 2023, 09:30 WIB
OJK pastikan hingga September 2023 sektor jasa keuangan Jabar terjaga stabil hadapi ketidakpastian ekonomi global.
OJK pastikan hingga September 2023 sektor jasa keuangan Jabar terjaga stabil hadapi ketidakpastian ekonomi global. /ZonaPriangan.com/Yurri Erfansyah/

ZONA PRIANGAN - Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jawa Barat menilai stabilitas sektor jasa keuangan di Jawa Barat sampai dengan September 2023 tetap terjaga.

Kepala OJK Provinsi Jawa Barat Indarto Budiwitono mengatakan sektor jasa keuangan di Jabar terjaga dan resilien dengan kinerja keuangan yang bertumbuh dan indikator prudensial seperti likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.

"September 2023, kredit/pembiayaan perbankan Jawa Barat tumbuh sebesar 6,85 persen yoy (Agustus 2023: 7,41 persen yoy) menjadi Rp594,95 triliun, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor listrik, gas, dan air (66,30 persen yoy), jasa pendidikan (40,00 persen yoy), sosial budaya & hiburan (36,70 persen yoy), jasa kesehatan (18,53 persen yoy) serta real estate persewaan dan jasa perusahaan (17,50 persen yoy)," jelasnyapada wartawan di Bandung, Kamis 16 November 2023.

Baca Juga: OJK Jabar Berikan Edukasi di SMAN 24 Bandung, Bagikan Tips Keuangan Hingga Bahaya Pinjol dan Investasi

Lebih lanjut Indarto mengatakan, sementara dari perolehan market share, kepemilikan rumah tinggal masih mencatatkan porsi tertinggi sebesar 26,40 persen, diikuti perdagangan 18,50 persen dan pembiayaan multiguna 17,60 persen.

"Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan Jawa Barat pada September 2023 bertumbuh sebesar 3,66 persen yoy (Agustus 2023: 2,97 persen yoy) menjadi sebesar Rp652,97 triliun, dengan porsi tertinggi pada tabungan sebesar 45,90 persen, diikuti deposito 33,70 persen dan giro sebesar 19,50 persen," ungkapnya.

Menurut Indarto, OJK mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan terjaganya likuiditas.

Baca Juga: SK Gubernur Sesuai Aturan, Apindo Jabar Minta Pengusaha Dukung Dunia Usaha, Investasi dan Hentikan Relokasi

Likuiditas industri perbankan Jawa Barat pada September 2023 dalam level yang memadai dengan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 91,11 persen (Agustus 2023: 90,98 persen). Sementara kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross sebesar 3,49 persen (Agustus 2023: 3,63 persen).

"Terkait Perbankan Syariah, beberapa tahun terakhir, tren pertumbuhan perbankan syariah di Jawa Barat mencatatkan kinerja yang lebih tinggi dibanding perbankan konvensional," jelasnya.

Pembiayaan perbankan syariah di Jawa Barat per September 2023 mencapai Rp64,08 triliun dan tumbuh 14,57 persen yoy yang ditopang oleh pembiayaan dari Bank Umum Syariah dengan porsi pembiayaan sebesar 63,96 persen, disusul Unit Usaha Syariah sebesar 27,53 persen dan BPR Syariah sebesar 8,52 persen dari total pembiayaan perbankan syariah.

Baca Juga: Berburu Promo 12.12 Birthday Sale, Diskon Murah 2 Kali Sehari di Shopee Live Tiap Jam 12 Siang dan 8 Malam

"Market share pembiayaan perbankan syariah juga terus menunjukkan tren kenaikan, dari sebesar 7,99 persen pada tahun 2019 (sebelum pandemi Covid-19) menjadi 9,72 persen per September 2023," paparnya.

Sementara itu, terkait perkembangan Sektor Pasar Modal, di Jawa Barat, jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia saat ini sejumlah 69 perusahaan yang terdiri dari sektor perbankan, telekomunikasi, properti, serta industri makanan dan minuman.

Sampai September 2023, nominal transaksi saham dari Jawa Barat mencapai Rp158,74 triliun yang didominasi oleh investor ritel.

"Sementara itu, jumlah Single Investor Identification atau SID di Jawa Barat masih menjadi yang terbanyak yaitu mencapai 2.62 juta SID atau sekitar 22,45 persen dari total SID Nasional," pungkasnya..***

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah