Apa Itu Varian COVID-19 BA.5 dan Mengapa Dapat Menginfeksi Ulang Begitu Banyak?

16 Juli 2022, 10:01 WIB
Warga menunggu untuk mengambil tes penyakit virus corona (COVID-19) di situs pengujian pop-up di New York City, AS, 11 Juli 2022. /REUTERS/Brendan McDermid/File Photo

ZONA PRIANGAN - Baru-baru ini penyebaran varian baru dari virus COVID-19 yakni BA.5 telah menimbulkan gelombang infeksi yang meluas secara global. Lalu, apakah itu varian BA.5? Mahluk apakah itu? Apakah jauh lebih berbahaya dari varian sebelumnya?

Sejatinya varian BA.5 adalah bagian dari keluarga Omicron.

Berdasarkan laporan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dikutip oleh Reuters, ternyata varian BA.5 berada di balik angka positif COVID-19 sebanyak 52% kasus yang diurutkan pada akhir Juni, naik dari 37% salam satu minggu. Di Amerika Serikat diperkirakan varian BA.5 menjadi penyebab infeksi sebanyak 65%.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Sabtu 16 Juli 2022: Andin Murka, Elsa Merusak Batin Reyna yang Histeris Memanggil Nama Papa Al

Jumlah kasusnya naik
Varian BA.5 bukan lah hal baru. Varian tersebut pertama kali teridentifikasi pada Januari, telah dilacak oleh WHO sejak April lalu.

Varian BA.5 merupakan kerabat dari strain Omicron yang telah dominan menginfeksi secara global pada akhir 2021 dan telah menyebabkan lonjakan angka kasus, bahkan di saat berkurangnya pengujian di negara-negara termasuk Afrika Selatan, tempat pertama kali ditemukan varian BA.5, serta Inggris, sebagian Eropa dan Australia.

Menurut data dari WHO, kasus COVID-19 di seluruh dunia telah mengalami peningkatan dalam empat minggu berturut-turut.

Baca Juga: Hadiahkan Al Fatihah untuk Diri Sendiri, Ini Cara Mengamalkannya dan Rasakan Manfaat serta Keutamaannya

Mengapa cepat menyebar?
Seperti saudara kandungnya yang sangat dekat, BA.4, BA.5 sangat pintar dalam menghindari perlindungan kekebalan yang diberikan, baik oleh vaksinasi atau infeksi sebelumnya.

"Itulan kenapa, varian BA.5 memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan sublineage lainnya dari Omicron yang selama ini beredar," kata Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, mengatakan pada konferensi pers hari Selasa, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

Bagi mayoritas orang, ini artinya mereka terinfeksi ulang, sering kali terinfeksi ulang dalam waktu singkat setelah COVID-19. Lebih lanjut Van Kerkhove mengatakan bahwa WHO sedang melakukan penelitian lebih lanjut tentang laporan infeksi berulang.

Baca Juga: WHO: COVID-19 Tetap Menjadi Darurat Kesehatan Global

"Kami memiliki banyak bukti bahwa orang yang terinfeksi Omicron, terinfeksi varian BA.5. Tidak diragukan lagi," kata Gregory Poland, ahli virus dan peneliti vaksi di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota.

Jika sekarang ini varian BA.5 tampak sangat umum, itu mungkin karena begitu banyak orang yang telah terpapar varian Omicron, kata para peneliti.

Tidak lebih parah
Varian BA.5 bisa dibilang tidak lebih parah dari varian sebelumnya, meskipun peningkatan kasus telah menyebabkan lebih banyak rawat inap di beberapa negara, angka kematian tidak mengalami kenaikan secara dramatis.

Baca Juga: Garis-garis di Langit Montana Diyakini sebagai Potongan Roket Rusia Tua yang Jatuh ke Bumi

Hal ini disebabkan karena vaksin COVID-19 terbukti mampu untuk melindungi terhadap penyakit yang parah dan kematian. Jika bukan infeksi, produsen serta regulator mempertimbangkan untuk menggunakan vaksin yang telah dimodifikasi agar dapat mengatasi varian baru dari Omicron ini.

Hingga saat ini belum ada bukti yang dapat menyimpulkan bahwa varian BA.5 jauh lebih berbahaya daripada varian Omicron lainnya. Van Kerkhove menekankan, terjadinya lonjakan kasus dapat membebani layanan kesehatan dan berisiko lebih banyak orang terpapar COVID-19 yang lama.

Baca Juga: Hindari Laut jika Terlihat Gelombang Membentuk Kotak-kotak, Ini Penjelasannya

WHO dan para ahli lainnya mengatakan bahwa pandemi yang sedang berlangsung, yang diperpanjang oleh ketidakadilan untuk mendapatkan vaksin dan keinginan di banyak negara untuk "bergerak melampaui" COVID-19 yang hanya akan menimbulkan varian yang lebih baru dan tidak dapat diprediksi.

Sekarang ini, para ilmuwan telah mengindektifikasi varian yang lebih baru yakni BA.2.75, pertama kali teridentifikasi di India, memiliki sejumlah besar mutasi dan menyebar dengan cepat.

WHO mengatakan pada Selasa bahwa pandemi tetap menjadi darurat kesehatan global dan negara-negara harus mempertimbangkan langkah-langkah kesehatan masyarakat seperti penggunaan masker dan menjaga jarak ketika kasus mengalami lonjakan, disampung tentunya pemberian vaksinasi COVID-19.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler