Resiko Kesehatan Tulang Belakang pada Anak dan Remaja Akibat Terlalu Lama Menatap Layar Gadget dan TV

8 April 2023, 15:57 WIB
Pertumbuhan eksplosif dalam penggunaan perangkat elektronik selama pandemi COVID-19 memperburuk masalah. /Unsplash.com/Onur Binay

ZONA PRIANGAN - Karena popularitas smartphone dan tablet, serta pertumbuhan saluran televisi, permainan komputer, dan aplikasi pendidikan, anak-anak dan remaja menghabiskan lebih banyak waktu menatap layar, terkadang dengan postur yang buruk, yang dapat menyebabkan sakit punggung dan masalah lainnya.

Sebuah studi oleh peneliti Brasil, yang didanai oleh FAPESP dan dilaporkan dalam sebuah artikel yang diterbitkan di jurnal ilmiah Healthcare, mengidentifikasi beberapa faktor risiko untuk kesehatan tulang belakang, seperti menatap layar selama lebih dari tiga jam sehari, kedekatan mata dengan layar, dan duduk atau berbaring tengkurap.

Studi ini difokuskan pada nyeri tulang belakang torakal (TSP). Tulang belakang torakal terletak di belakang dada (thorax), sebagian besar di antara tulang belikat, yang membentang dari bawah leher hingga awal tulang belakang lumbar.

Baca Juga: 5 Gejala Tulang Lemah yang Tidak Boleh Anda Abaikan, Nomor 2 Bisa Dilihat dari Kondisi Kesehatan Kuku Anda

Data yang dianalisis berasal dari survei siswa laki-laki dan perempuan berusia 14 hingga 18 tahun di kelas satu dan dua SMA di Bauru, sebuah kota sedang di negara bagian Sao Paulo.

Kuisioner dasar diisi oleh 1.628 peserta pada Maret-Juni 2017, di mana 1.393 peserta menyelesaikan kuisioner tindak lanjut pada 2018.

Analisis menunjukkan prevalensi satu tahun sebesar 38,4 persen (proporsi melaporkan TSP pada survei dasar dan tindak lanjut) dan insiden satu tahun sebesar 10,1 persen (TSP baru dilaporkan hanya pada survei tindak lanjut). Lebih banyak perempuan daripada laki-laki melaporkan TSP.

Baca Juga: India Mencatat 3.016 Kasus Covid-19 Baru, Tertinggi Hampir 6 Bulan Terakhir

Faktor risiko
TSP umum terjadi pada berbagai kelompok usia dari populasi umum di seluruh dunia, dengan prevalensi berkisar antara 15 persen-35 persen pada orang dewasa dan 13 persen-35 persen pada anak-anak dan remaja.

Pertumbuhan yang pesat dalam penggunaan perangkat elektronik selama pandemi COVID-19 jelas membuat masalah ini semakin buruk.

Faktor risiko yang terkait dengan TSP bersifat fisik, fisiologis, psikologis, dan perilaku, menurut beberapa penelitian.

Baca Juga: Hasil Studi Mengungkap Berapa Lama Waktu Tidur yang Dibutuhkan untuk Menghindari Perut Buncit

Ada juga bukti kuat mengenai efek aktivitas fisik, kebiasaan tidak aktif, dan gangguan mental terhadap kesehatan tulang belakang.

Semua faktor ini dianggap penting oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam tinjauan bukti dan pedoman global terbarunya.

"Studi ini dapat digunakan untuk menginformasikan program pendidikan kesehatan bagi siswa, guru, staf, dan orang tua," kata Alberto de Vitta, penulis utama artikel tersebut, dikutip ZonaPriangan.com dari Asian News International.

Baca Juga: Menurunkan Berat Badan Tanpa Harus Selalu Lapar: Berikut Ini 7 Tips Badan Ramping Tanpa Merasa Kelaparan

Dia memiliki gelar doktor dalam pendidikan dari Universitas Negeri Campinas (UNICAMP) dan menyelesaikan penelitian pasca-doktoral dalam kesehatan masyarakat di Universitas Negeri Sao Paulo (UNESP) di Botucatu.

"Hal ini sejalan dengan beberapa tujuan dari Parameter Kurikulum Nasional [PCN, pedoman pemerintah Brasil untuk sekolah menengah], yang menyatakan bahwa sekolah bertanggung jawab atas pendidikan kesehatan, termasuk identifikasi risiko terhadap kesehatan individu dan kolektif dan intervensi untuk memerangi risiko tersebut, serta mempromosikan kebiasaan perawatan diri sehubungan dengan kemungkinan dan batasan tubuh," kata Vitta.

Saat ini Vitta mengajar dan meneliti di Eduvale College sebagai staf pengajar di Departemen Terapi Fisik di Avare, negara bagian Sao Paulo, dan Program Pascasarjana Pendidikan, Pengetahuan, dan Masyarakat Universitas Lembah Sapucai di Pouso Alegre, negara bagian Minas Gerais.

Baca Juga: Hasil Penelitian Terbaru Hubungan Antara Kopi dengan Risiko Penyakit Jantung

Salah satu contoh yang dapat dilakukan adalah memperkenalkan gerakan dan posisi tubuh yang baik saat menggunakan layar gadget, seperti meletakkan layar pada ketinggian mata, menjaga jarak pandang, dan menghindari penggunaan gadget saat berbaring telentang atau tengkurap.

Selain itu, penting juga untuk mengajak anak-anak dan remaja untuk melakukan olahraga secara teratur dan menghindari kebiasaan duduk terlalu lama.

Selain itu, para orang tua juga dapat membatasi waktu anak-anak dan remaja dalam menggunakan gadget, serta mengawasi penggunaan gadget agar tidak melebihi batas waktu yang disarankan.

Hal ini tentu saja dapat membantu mencegah risiko sakit punggung dan menjaga kesehatan tulang belakang anak-anak dan remaja.***

 

Editor: Toni Irawan

Sumber: Asian News International (ANI)

Tags

Terkini

Terpopuler