Ini Pengalaman Hidup Matty Jordan di Pulau Ross Antartika, Selama 3 Bulan Tidak Pernah Melihat Matahari

14 Juni 2023, 04:51 WIB
Matty Jordan membagikan pengalamannya dari Pulau Ross, Antartika.* /Instagram/Daily Mail/

ZONA PRIANGAN – Antartika sudah lama menjadi sumber misteri selama berabad-abad, dengan para penjelajah yang berani bertualang dari jauh dan ingin melihat keajaibannya.

Salah seorang petualangan kini membawa para pengikutnya mengunjungi sisi lain dari bumi ini via video mengenai kehidupannya di Kutub Selatan, seperti dipaparkan dalam laman Daily Mail.

TikToker Matty Jordan (@mattykjordan) membagikan kisahnya saat bertahan dari badai salju dan bertemu para penguin, bekerja di Antartika lebih dari lima tahun.

Baca Juga: Hindari Laut jika Terlihat Gelombang Membentuk Kotak-kotak, Ini Penjelasannya

Pria ini tinggal di Scott Base (basis yang diambil dari nama penjelajah pertama Inggris ke Kutub Selatan) yang berada di ujung Pulau Ross.

Hidup di sini jauh dari kata mudah, dengan benua yang ditelan kegelapan sempurna selama setengah tahun, menghadapi badai salju, dan bahkan erupsi gunung berapi.

Tetapi Matty terus bekerja tanpa mengeluh di Scott Redevelopment Project, dan tidak ada jalan lain dia harus tetap menikmatinya.

Baca Juga: Kasihan Ayam Kalkun, Sejumlah Negara Tidak Mau Mengakui Sebagai Tempat Kelahirannya

“Setiap saat saya pergi ke Antartika, saya menerima saja dan ini pekerjaan yang saya cintai, dan dengan senang hati menjalaninya,” ujarnya dalam sebuah postingan di Instagram.

Basis Scott milik Selandia Baru merupakan di antara lebih dari 80 stasiun di seluruh Antartika yang dioperasikan oleh lebih dari 30 negara.

Jaraknya 1.350 km dari Kutub Selatan, berlokasi dekat dengan gunung berapi yang aktif Pegunungan Erebus, dan biasanya ditempati sekitar 86 orang pada saat yang sama.

Baca Juga: Ini 4 Perilaku yang Dikhawatirkan Nabi Muhammad SAW, Nomor 1 Diawali dengan Perut Buncit

Untuk menuju ke sini, Matty membutuhkan lima hingga delapan jam penerbangan dari Christchurch di Selandia Baru, dengan pesawat terbang yang mendarat di es yang tebal.

“Scott Base didirikan di atas batuan vulkanik berada dekat dengan samudera, tetapi sepanjang tahun, samudera ini membeku,” kata Matty.

Cuaca yang ganas dengan suhu sekitarnya -35°C tetap saja membuat takjub Matty yang ia bagikan penemuan baru ini dengan pengikutnya yang hampir mencapai 400.000 orang.

Baca Juga: Burung Pipit Sempat Berhenti Bertasbih Kepada Allah SWT, Malaikat Jadi Heran Ternyata Ini Penjelasannya

Baru-baru ini, Matty merekam badai salju pertama tahun ini di Pulau Ross, dengan kecepatan hingga 70 knot.

Ini menandai sebagai “kondisi cuaca 1”, klasifikasi paling ekstrem untuk cuaca Antartika yang tidak pernah ia alami sebelumnya.

Tim Matty biasanya beroperasi pada “kondisi cuaca 3” yang mengacu pada suhu lebih hangat, pandangan jelas dan angin bertiup perlahan.

Baca Juga: Buaya Pura-pura Mati, Ketika Ditelan Piton Ternyata Menyerang dari dalam Membuat Ular Itu Perutnya Pecah

Jika suhu jatuh di bawah -60°C dan -70°C, mereka selalu berdiam diri di dalam bangunan.

“Angin yang kuat benar-benar menderak-derak bangunan dengan suaranya yang sangat keras,” ujarnya saat memfilmkan badai tersebut.

“Jendela benar-benar tertutup salju dan kami harus menggali sejumlah pintu luar saat salju berhenti turun dan keluar dengan bebas.”

Baca Juga: Ini 20 Alamat Pedagang Bakso yang Enak di Tengah Kota Bandung, Bakso Persib dan Bakso BCA Terkenal Maknyos

Badai salju lain terjadi lagi kurang dari tiga hari kemudian, lebih mengguncang dengan kecepatan puncak 62 knot.

Badai salju bahkan bisa terjadi dalam periode senja kala, keadaan gelap selama enam bulan di Antartika.

Bagi Basis Scott, ini adalah ‘senja laut’, artinya matahari antara 6° dan 12° di bawah cakrawala.

Baca Juga: Misteri Keturunan Alien, Dua Bocah Berkulit Hijau Ditemukan di Desa Woolpit, Inggris

Sebagai hasilnya, Pulau Ross kini gelap sepanjang hari di tengah mulainya musim dingin.

Sementara bagi sebagian orang ini sangat mengerikan, namun Matty benar-benar menemukan ‘terapi’ untuk menontonnya dari tempatnya yang aman.

Bagi siapapun yang memimpikan mengunjungi Kutub Selatan, Matty memberikan sejumlah tip yang bisa menjadi pedoman bertahan yang sempurna.

Baca Juga: Ada Tiga Jenis Nafsu pada Manusia, Cuma Nomor 3 yang Harus Dihindari

Janganlah makan dan minum di luar ruangan, seperti diperlihatkan Matty makanan dan minuman akan membeku sebelum bisa dinikmati.

Setiap orang seharusnya juga mengenakan pakaian dengan ketebalan tiga lapis saat temperatur -43°C, atau lima lapis jika suhu di bawah -50°C.

Juga harus dilengkapi jaket khusus Cuaca Sangat Dingin, dua lapis sarung tangan, topi, sepatu dan bahkan kaca mata.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler