Network
ZONA PRIANGAN - Baru sehari bekerja langsung dipecat. Itu dialami Ryan Pacheco asal Long Island yang bekerja di Burger King.
Dalam dokumen pengadilan, alasan pemecatan itu sangat sederhana, karena Ryan Pacheco tidak bisa memasukan kemejanya ke dalam celana.
Ryan Pacheco berargumen bukannya dia tidak mau memasukan kemeja ke dalam celana, namun dia menderita kolostomi.
Baca Juga: Bunuh Diri Kembali Terjadi di The Vessel, Kemungkinan Ditutup Karena Tebarkan Horor
Jika kemeja itu dimasukan dalam celana, bisa menyebabkan rasa sakit pada Ryan Pacheco dan memungkin kantong kolostomi bocor.
Kolostomi biasa digunakan oleh penderita yang tidak bisa membuang tinja secara normal, sehingga dibuatkan kantong di bawah perut.
Waktu melamar kerja ke Burger King di Stasiun Huntington, menurut Ryan, dirinya menceritakan menderita kolostomi dan tidak ada masalah.
Baca Juga: Ular Berkepala Dua Bernama Ben dan Jerry Bikin Kejutan Memakan Dua Ekor Tikus Secara Bersamaan
Pacheco kemudian melaporkan untuk shift pertamanya dan bertemu dengan manajer yang berbeda.
Sang manajer memerintahkan kepada Ryan untuk menyelipkan bajunya ke dalam celananya, kata dokumen gugatan di Suffolk County yang dikutip nypost.
Ryan - yang telah hidup dengan kantong kolostomi sepanjang hidupnya - mengatakan kepada manajer bahwa dia tidak dapat memasukkan bajunya.
Baca Juga: Kelahiran Bayi Berkepala Tiga di Uttar Pradesh India Mengundang Kehebohan Warga
Kemudian di akhir shift, manajer menarik Ryan ke samping dan mengatakan, dia dipecat karena menderita kolostomi.
Ryan mengatakan kepada The Post melalui telepon bahwa ketika dia berusia 19 tahun, dia bekerja di McDonald's Florida, dan tidak ada seorang pun di sana yang pernah membicarakan masalah dengannya.
“Di dalam hati, moral saya hancur,” kata Ryan tentang pemecatannya.
Baca Juga: Bunuh Diri Mengerikan Lompat dari Lantai 46 Sambil Menggendong Anjing Kecil yang Ikut Mati
"Saya melakukan sesuatu yang ingin saya lakukan - mendapatkan pekerjaan, namun di akhir hari pertama, ditembak jatuh seperti itu, membuat frustrasi, menurunkan moral, dan tidak dapat diterima."***
