ZONA PRIANGAN - Unity Software, pengembang asal AS yang terkenal dengan perangkat lunak yang digunakan untuk merancang video game, sedang dalam pembicaraan untuk melepaskan unitnya di China guna membantunya berkembang di pasar game terbesar di dunia, empat orang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters.
Unity yang berbasis di San Francisco telah mencari investor strategis untuk bergabung dengannya dalam bisnis senilai lebih dari $1 miliar atau sekitar Rp14,9 triliun.
Sementara pihak Unity sendiri menolak berkomentar.
Pembicaraan itu terjadi ketika hubungan China-AS yang tegang memperburuk sensitivitas atas transfer teknologi dan penanganan data lintas batas, mendorong perusahaan teknologi untuk menilai kembali operasi mereka di China.
Pada saat yang sama, ada minat yang berkembang untuk memperluas perangkat lunak pembuatan game ke teknologi baru seperti yang disebut metaverse, internet tiga dimensi yang imersif.
Unity memasuki China pada tahun 2012 dan perangkat lunak eponimnya, yang dikenal sebagai mesin permainan, menggerakkan banyak permainan paling populer di negara itu seperti Honor of Kings dari pemimpin game Tencent dan Genshin Impact dari miHoYo, lapor Reuters.
Saingannya termasuk Epic Games yang didukung Tencent, pengembang AS dari Unreal Engine 5 yang semakin populer.
Rencana 'spin-off' Unity didorong oleh keinginan untuk melihat perangkat lunaknya digunakan lebih luas di China di berbagai bidang seperti pemodelan kota pintar hingga desain industri, serta di metaverse. Calon investor Unity telah berbicara untuk membuat taruhan besar pada metaverse, kata mereka.