Baca Juga: Khosta-2, Virus Kelelawar Rusia yang Dapat Menginfeksi Manusia
Para peneliti juga menemukan fakta bahwa pohon besar yang lebih tua terus menambahkan biomassa seiring bertambahnya usia karena tingkat karbon dioksida yang terus meningkat.
Berbeda dengan efek perubahan iklim, yang bervariasi menurut lokasi dan waktu, jumlah karbon dioksida di atmosfer bercampur hampir merata, sehingga setiap tempat di Bumi memiliki jumlah yang hampir sama, kata Sohngen.
Secara keseluruhan, Sohngen mengatakan karya ini menunjukkan bahwa respons volume kayu terhadap karbon dioksida di ekosistem kita bahkan lebih tinggi daripada yang diprediksi rekan-rekannya dengan studi eksperimental.
Baca Juga: Inilah 5 Manfaat Kesehatan dari Biji Rami, Nomor Dua dapat Melancarkan Menstruasi
Sohngen mengatakan bahwa pemupukan karbon suatu hari nanti dapat membuat upaya penanaman pohon menjadi lebih efisien.
Misalnya, jika biayanya $50 (sekitar Rp763 ribu) untuk menanam satu hektar pohon pada hari ini, dengan bantuan pemupukan karbon, jumlah itu dapat dengan mudah dikurangi menjadi $40 (atau sekitar Rp610 ribu).
Mengingat perubahan iklim merugikan Amerika Serikat sekitar $2 triliun atau sekitar Rp30 kuadriliun per tahun, penurunan itu dapat membantu menurunkan biaya mitigasi perubahan iklim, kata Sohngen.
Baca Juga: Inilah 10 Tanda Awal Alzheimer yang Wajib Diwaspadai, Salah Satunya Lupa Nama Sendiri
“Pemupukan karbon tentu membuat menanam pohon lebih murah, menghindari deforestasi, atau melakukan kegiatan lain yang terkait dengan upaya meningkatkan penyerap karbon di hutan,” kata Sohngen.