Donald Trump Marah, Mike Pence Menolak Perintahnya, Joe Biden Tetap Terpilih Jadi Presiden

7 Januari 2021, 20:50 WIB
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. * /nypost.com

ZONA PRIANGAN - Banyak orang terkesan dengan sikap Wakil Presiden AS Mike Pence.

Pasalnya, sebagai pimpinan senat yang punya otoritas untuk membatalkan hasil pilpres, dia tak melakukan itu.

Bahkan, seperti dilansir Business Insider, Kamis 7 Januari 2021, Pence dengan berani menolak perintah Presiden Trump untuk membatalkan pemilihan.

Baca Juga: Hanya di Negara Ini Penduduknya Beragama Islam 100 Persen, Bukan Arab Saudi Loh!

Untuk diketahui, secara konstitusional, posisi wapres di AS adalah sebagai presiden senat.

Karena pada pilpres 2016, Republik menguasai kursi senat, ini pun menghantarkan Pence menjadi presiden senat yang salah satu tugasnya mengesahkan hasil pilpres.

Meskipun Pence adalah elit Partai Republik dan punya otoritas untuk membatalkan hasil pilpres, dia tetap bersikap objektif.

Baca Juga: Erdogan Kecam 4 Negara Muslim Jalin Hubungan dengan Israel, Indonesia Target Berikutnya

Dia tak melakukan aji mumpung dengan membuat kebijakan yang menguntungkan partainya.

Dua hari sebelum pengesahan hasil pilpres yang diwarnai dengan penyerbuan Capitol itu, Mike Pence telah menegaskan bahwa dia tak akan mematuhi permintaan Trump untuk membatalkan hasil pilpres.

Akibat sikap Pence tersebut, Presiden Donald Trump menyerang Wakil Presiden AS yang dikenal sangat lemah lembut itu.

Baca Juga: Kebangkitan Komunis Menguat, Mulai Tercium Masuk Dalam Urusan Militer

"Mike Pence tidak memiliki keberanian untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk melindungi Negara dan Konstitusi kita," kata Trump seperti dikutip laman Business Insider.

Presiden Donald Trump menyerang Wakil Presiden Mike Pence dalam sebuah tweet pada hari Rabu.

Saat itu, para pendukungnya terlibat dalam kekerasan di Washington, DC, dan menyerbu Capitol AS.

Baca Juga: Cina Ingin Mengatur Cuaca Dunia, Kini Giliran Korea Selatan Ciptakan Matahari Buatan

Trump mengecam Pence karena menolak untuk membatalkan pemilu, yang bukan merupakan kewenangan sepihak yang dilakukan oleh wakil presiden.

Presiden dan sekutunya telah mendesak Pence untuk menolak hasil tahun 2020 di Kongres.

Sebagai wakil presiden, Pence memimpin langkah terakhir dalam mengesahkan hasil pemilihan.

Baca Juga: Cina Ingin Jadi Tuhan, Menguasai Langit dan Bisa Menentukan Cuaca di Dunia

Peran Pence dalam sertifikasi suara Electoral College, sesuai Konstitusi AS, yang sebagian besar sifatnya hanya sebatas seremonial.

"Mike Pence tidak memiliki keberanian untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk melindungi negara dan konstitusi."

"Seharus memberikan kesempatan kepada para negara bagian untuk mengesahkan serangkaian fakta yang dikoreksi."

Baca Juga: Terungkap, Jepang Jajah Indonesia Bukan Karena Rempah-rempah atau Emas tapi Incar Pohon Ini

"Bukan fakta yang curang atau tidak akurat yang sebelumnya diminta untuk mereka sertifikasi. AS menuntut kebenaran!" ujar Trump lewat akun twitternya.

Sebelumnya, Pence memang telah mengeluarkan pernyataan yang mengisyaratkan dia tidak akan mematuhi tuntutan Trump.

"Saya tak mau mengingkari sumpah jabatan saat saya telah berjanji akan selalu mendukung dan mempertahankan Konstitusi (UU AS)," kata Pence.

Baca Juga: Hagia Sophia Terbuka Jadi Masjid Lagi, Reaksi Internasional Bermunculan

"Sumpah inilah membuat saya menolak klaim sepihak untuk menentukan suara elektoral mana yang harus dihitung dan mana yang tidak," tambahnya.

Ketika Trump terus mencecar Pence melalui Twitter, di saat yang sama para pengunjuk rasa pro-Trump menyerbu gedung Capitol.

Pendukung Trump akhirnya bentrok dengan polisi. Bahkan, empat pendukung Trump tewas dalam insiden tersebut.

Baca Juga: Tiga Relawan Meninggal setelah Menerima Vaksin Covid-19, Dokter: Korban Tewas Tersambar Petir

Tak lama setelah menyerang Pence dan kerusuhan terjadi di Capitol, presiden mencuit:

"Tolong dukung Polisi Capitol dan Penegak Hukum kami. Mereka benar-benar berpihak pada negara kami. Tetap damai!"

Namun, Trump tidak menyuruh para pendukungnya untuk meninggalkan gedung Capitol dan sekitarnya.

Baca Juga: 5 Azab Menanti Orang yang Tidak Mau Bayar Utang, Nomor 4 Sangat Mengerikan

Meskipun diwarnai sejumlah drama kerusuhan yang berujung maut, hasil pilpres AS akhirnya tetap disahkan.

Kongres Amerika Serikat secara resmi mengesahkan Joe Biden dan Kamala Harris, sebagai presiden dan wakil presiden periode 2021-2025.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Business Insider

Tags

Terkini

Terpopuler