Kim Jong-un Sebut AS Tetap Musuh Korea Utara dan Berjanji Tambah Stok Senjata Nuklir

10 Januari 2021, 11:52 WIB
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un sebut AS musuh terbesar. /KCNA via Reuters/

ZONA PRIANGAN - Presiden AS terpilih Joe Biden telah bersiap untuk menjabat. Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan bahwa Amerika Serikat adalah "musuh terbesar" negaranya dan dia tidak mengharapkan Washington mengubah kebijakannya terhadap Pyongyang terlepas siapa pun presidennya.

Dikutip kantor berita negara KCNA, saat berpidato dalam kongres Partai Buruh Korea Utara pada Sabtu, 9 Januari 2021, Kim Jong-un juga berjanji untuk menambah stok senjata nuklir dan potensi militer Korea Utara.

"Tak masalah siapa yang berkuasa di AS, watak sejati AS dan kebijakan fundamentalnya terhadap Korea Utara tidak pernah berubah," kata Kim.

Baca Juga: Sambut Tahun Baru 2021, Lihat 5 Resolusi Sederhana yang Anti Gagal

Baca Juga: China Tak Berani Bergerak, Militer Indonesia Siaga di Wilayah Laut Natuna Utara

Baca Juga: Inilah Jadwal Pelaksanaan 4 Tahapan Penerima Vaksin Corona, Tahap Pertama untuk Tenaga Kesehatan

Kim Jong Un juga bersumpah akan memperluas hubungan dengan "pasukan anti imperialis, independen" dan menyerukan perluasan kemampuan nuklir.

Belum ada komentar langsung dari Departemen Luar Negeri AS. Seorang juru bicara kampanye Biden menolak berkomentar.

Biden, yang merupakan wakil presiden di bawah Presiden Barack Obama, menyebut Kim sebagai "bajingan" selama kampanye pemilihan, dan pada 2019.

Baca Juga: 7 Khasiat Air Zam-Zam yang Orang Belum Tahu, Terutama Manfaatnya untuk Kesehatan

Sementara Korea Utara menyebut Biden sebagai "anjing gila" yang perlu "dipukuli sampai mati dengan tongkat."

Kim melakukan tiga pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan Presiden AS, Donald Trump, dan keduanya berhubungan dalam serangkaian surat.

Namun upaya itu gagal mengarah pada kesepakatan denuklirisasi atau perubahan resmi dalam hubungan kedua negara.

Baca Juga: Elon Musk Tweet 'Use Signal' sebagai Reaksi Atas Perubahan Kebijakan Privasi WhatsApp

Biden mengatakan pada Oktober, bahwa dia hanya akan bertemu Kim dengan syarat bahwa Korea Utara akan setuju untuk menurunkan kapasitas nuklirnya.

Bulan lalu Kurt Campbell, diplomat tertinggi AS untuk Asia Timur di bawah Obama mengatakan, pemerintah AS yang akan datang harus membuat keputusan awal tentang pendekatan apa yang akan diambil dengan Korea Utara dan tidak mengulangi penundaan era Obama.

Kim Jong Un menyerukan lebih banyak penelitian dan pengembangan peralatan militer canggih, termasuk satelit mata-mata, senjata hipersonik, rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat, dan pesawat pengintai nirawak.

Baca Juga: Apa Benar, 2 Cangkir Teh Oolong Mampu Membakar Lemak? Simak Penuturan Ilmuwan Jepang Ini

Dia juga mengatakan penelitian mengenai kapal selam nuklir sejauh ini hampir selesai.

Korea Utara tidak akan "menyalahgunakan" senjata nuklirnya, kata Kim, tapi menyerukan untuk memperluas persenjataan nuklir negara itu, termasuk kemampuan serangan "mendahului" dan "pembalasan" serta hulu ledak dalam berbagai ukuran.

Selain AS dan kebijakan pertahanan, Kim juga berbicara panjang lebar tentang proposal untuk rencana ekonomi lima tahun baru yang akan diumumkan di kongres.

Baca Juga: Elon Musk Tweet 'Use Signal' sebagai Reaksi Atas Perubahan Kebijakan Privasi WhatsApp

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Zonabanten.com dengan judul: Kim Jong Un: Tak Masalah Siapa yang berkuasa di AS, Mereka Tetap Musuh Terbesar Korut

Menurut Kim, Korut akan terus fokus pada pembangunan ekonomi independen.

"Benih dan tema dasar rencana pembangunan ekonomi lima tahun baru masih kemandirian dan swasembada," ujarnya.

Di antara rencana tersebut adalah membangun pabrik baja hemat energi, secara signifikan meningkatkan produksi barang kimia untuk membuat industri mandiri, memproduksi listrik, dan mengamankan lebih banyak tambang batu bara, kata Kim.

Baca Juga: 11 Januari Memiliki Kekuatan Sebagai Pembuka Segala Pintu Keberuntungan

Baca Juga: Berkendara Aman dan Nyaman Ketika Hujan, Jangan Nyalakan Lampu Hazard!

Korea Utara menghadapi krisis yang meningkat yang disebabkan oleh sanksi internasional atas program nuklirnya, serta penguncian yang diberlakukan sendiri untuk mencegah wabah virus corona.

Menanggapi Korea Selatan, Kim mengkritik Seoul karena menawarkan kerja sama di bidang "nonfundamental" seperti bantuan virus corona dan pariwisata, dan mengatakan Korsel harus berhenti membeli senjata dari dan melakukan latihan militer dengan Amerika Serikat.

Pernyataan itu muncul sehari setelah Kim mencari cara untuk memperbarui hubungan antar-Korea dan berjanji untuk memperluas hubungan diplomatik dalam sambutannya di kongres.*** (Rizal Ilmas/Zonabanten.com).

 

 

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: Zona Banten

Tags

Terkini

Terpopuler