Mutasi E484K atau 'Eek' Dipercaya Bisa Mengurangi Perlindungan Vaksin Corona, Jepang Bersiap Lockdown di Tokyo

6 April 2021, 09:36 WIB
'Eek' dipercaya dapat mengurangi perlindungan vaksin corona, Jepang bersiap untuk melakukan 'lockdown' di Kota Tokyo. /NDTV.COM/

ZONA PRIANGAN - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan pada Minggu, 4 April 2021 bahwa ia akan memperluas langkah-langkah darurat yang diperlukan untuk menahan gelombang baru infeksi virus korona, di tengah kekhawatiran penyebaran mutasi virus.

"Semua kemungkinan sedang dipertimbangkan," kata Suga, ketika ditanya pada program Fuji TV soal kemungkinan Tokyo akan dimasukkan ke dalam daftar daerah termasuk metropolis barat Osaka yang akan 'dilockdown' mulai Senin, seperti dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV.

“Tidak masalah secara spesifik di mana kami akan bertindak tanpa ragu jika diperlukan,” tambahnya.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' 6 April 2021: Momen Kebahagiaan Andin dan Utang Moral Al pada Bu Rosa tentang Status Reyna

Baca Juga: Fakta tentang Wanita yang Tak Malu Berbulu Ketiak Panjang namun Risih Memiliki Payudara Berukuran Besar

Saat ini Jepang tengah bergulat dengan penyebaran virus corona menjelang Olimpiade musim panas yang dijadwalkan akan dimulai pada Juli, sementara vaksinasi skala besar untuk populasi umum belum dimulai.

Pada Minggu, sebanyak 355 orang di Tokyo telah terinfeksi virus corona, meskipun jumlah tersebut masih jauh di bawah angka tertinggi pada Januari dengan jumlah yang terinfeksi sebanyak lebih dari 2.500.

Pakar kesehatan sangat prihatin dengan lonjakan mutasi di antara mereka yang baru-baru ini dinyatakan positif di sekitar Osaka. Varian tersebut, yang diketahui telah muncul di Inggris, dikhawatirkan sangat menular.

Baca Juga: 3 Fakta dan Alasan Bansos Tunai Rp300 ribu Dihentikan dan Berakhir April 2021

Sebanyak 594 kasus virus korona baru dilaporkan di prefektur Osaka pada Minggu, sehari setelah rekor 666 orang terkonfirmasi positif terinfeksi virus varian terbaru.

Varian virus telah muncul di seluruh dunia sejak tahun lalu, termasuk mutasi E484 yang terdeteksi dalam semakin banyak kasus di Tokyo, kata para pejabat.

Sekitar 70% pasien virus korona yang dites di rumah sakit Tokyo bulan lalu membawa mutasi E484K, yang dijuluki "Eek" oleh beberapa ilmuwan dan dikenal karena mengurangi perlindungan vaksin, kata penyiar publik NHK.

Baca Juga: Inilah Pengganti Bansos Tunai Rp300 ribu yang Berakhir hingga April 2021

Mutasi "Eek" ditemukan pada 10 dari 14 orang yang dites positif terkena virus di Tokyo Medical and Dental University Medical Hospital pada Maret, kata laporan itu.

Selama dua bulan hingga Maret, 12 dari 36 pasien corona membawa mutasi, dengan tidak ada dari mereka yang baru-baru ini bepergian ke luar negeri atau melaporkan kontak dengan orang yang mengalaminya, katanya.

Pejabat rumah sakit tidak bersedia untuk mengkonfirmasi laporan tersebut, yang mengatakan bahwa tidak ada pasien di sana yang membawa strain Inggris.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: NDTV

Tags

Terkini

Terpopuler