Gadis Cantik Berusia 21 Tahun yang Malang, Harus Terbaring 21 Jam Setiap Harinya karena Batu Ginjal

9 Mei 2021, 06:03 WIB
Batu ginjal yang mengerikan, memaksa gadis cantik berusia 21 tahun ini terus terbaring di tempat tidur. /Dailystar.co.uk

ZONA PRIANGAN - Seorang gadis berusia 21 tahun dengan kondisi batu ginjal yang mengerikan di kedua sisi ginjalnya itu, memaksanya harus menghabiskan selama 21 jam untuk tidur dalam seharinya.

Dia sangat membutuhkan biaya untuk membeli perawatan spesialis, setelah batu ginjal itu menyebabkan perutnya mengalami kelumpuhan, seperti dilaporkan Yorkshire Live.

Hanya tiga tahun yang lalu, Emma yang warga Doncaster ini menjalani kehidupan normal dan kuliah untuk meraih gelar di bidang kriminologi.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Sabtu 8 Mei 2021: Andin Kian Tegar, Elsa yang Positif Hamil Berencana Menghabisi Aldebaran

Tapi setelah mengalami keluhan batu ginjal bilateral, yang berarti batu ginjal di setiap sisi ginjalnya, Emma tidak bisa makan karena pengobatannya yang agresif mengakibakan perutnya mengalami kelumpuhan.

Sekarang, dia menghabiskan sebagian besar harinya dengan mengurung diri di dalam kamar tidurnya, dengan hanya cukup energi untuk tetap terjaga selama sekitar tiga jam setiap harinya.

"Tiga tahun lalu dia mulai mengeluhkan dengan batu ginjalnya, jadi saya membawanya ke A&E dan mereka mengatakan itu pasti karena infeksi urin karena dia terlalu muda untuk terkena batu ginjal," kata Helen, ibu Emma yang saat ini tengah mencemaskan kondisi kesehatan putrinya itu, seperti dikutip ZonaPriangan.com dari Dailystar.

Baca Juga: Alia Bhatt Ikut Mengkampanyekan Kesadaran Menerapkan Protokol Kesehatan

"Tetapi akhirnya mereka melakukan CT scan dan menemukan adanya batu ginjal bilateral yang ada di setiap sisi ginjalnya," tambahnya.

"Dia melewati satu batu, tapi batu kedua tersangkut di ginjalnya dan dia mengalami radang ginjal, jadi mereka memberinya banyak antibiotik dan banyak obat penghilang rasa sakit, dan pada akhirnya mereka membawanya ke ruang gawat darurat untuk dipasang stent in, yang membuka drainase dari ginjal dan mereka mengeluarkan batunya," jelasnya.

"Dia memasang stent ini selama beberapa minggu, saat itu dia baru berusia 18 tahun, tetapi tidak sehat sejak saat itu".

"Baru setelah Natal dia melepas stentnya dan kemudian dia mulai muntah, dia tidak bisa menahan makanan, tidak ada yang melewati perutnya dan selama tiga tahun terakhir ini menjadi semakin buruk".

Baca Juga: Jelang Road to IMX 2021 Series: Virtual Stage Makassar Bisa Lebih Gempar

Para dokter menilai bahwa karena banyaknya penggunaan antibiotik untuk mengobati Emma ketika dia menderita batu ginjal, akibatnya obat tersebut membunuh semua bakteri baik yang ada di dalam usus Emma, yang secara efektif membuat kelumpuhan pada perut Emma.

Menurut Helen, berat badan Emma terus menyusut, berat badan Emma mengalami penurunan bertahun-tahun karena dia tidak bisa menahan makanan apa pun. Tapi pada Mei tahun lalu, berat badannya turun ke titik terendah dan berat badan Emma hanya 35kg.

"Saya seorang pensiunan perawat, jadi saya mengambil darahnya dan mendapatkan hasilnya. Tetapi kemudian potasiumnya turun ke tingkap yang sangat rendah, sehingga dia dirawat di rumah sakit Leeds dan diberi makan melalui tabung lambung," kata Helen.

Baca Juga: Penelitian Baru Ungkap, Pilot MH370 Meninggalkan 'Jejak Palsu' sebelum Maut Menjemput Tenggelam di Lautan

Tapi ternyata masalahnya tidak sampai di situ, makanan yang diberi lewat tabung lambung itu dimuntahkan oleh Emma dan tubuhnya tidak mendapat nutrisi apa pun. Jadi, dia diberi jenis selang makanan berbeda yang tampaknya berfungsi dan kesehatan Emma berangsur membaik.

Tetapi, pemberian metode nutrisi ini hanya bisa dilakukan di rumah sakit dan Emma, terakhir kali dirawat di rumah sakit selama 14 minggu, sangat ingin pulang, jadi dia menjalani uji coba tanpa selang makanan, yang membuat kesehatannya meningkat lagi.

Baca Juga: Berkonsep Seribu Bulan Sabit, Masjid Agung Purwokerto Hasil Rancangan Ridwan Kamil Mulai Dibangun

"Setelah beberapa minggu berat badannya benar-benar turun, jadi mereka memasangnya kembali sebelum Natal ... Saya menyadari bahwa setiap 'lockdown' yang kami lakukan dia berada di rumah sakit," kata Helen.

Keluarga itu sekarang berusaha keras untuk mendanai prosedur spesialis, setelah ahli gastroenterologi menyarankan untuk memasang alat pacu jantung yang dapat mendorong perut untuk berkontraksi sendiri.

Tetapi prosedur ini tidak tersedia di NHS dan Helen mengatakan akan dikenakan biaya sebesar £ 30.000 atau sekitar Rp595 juta untuk memasangnya secara pribadi.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Dailystar

Tags

Terkini

Terpopuler