Timbulkan Kekhawatiran, Kasus Corona Dua Kali Lipat di Negara yang Paling Banyak Warganya Telah Divaksinasi

13 Mei 2021, 10:08 WIB
Kasus corona dua kali lipat di negara yang paling banyak warganya telah divaksinasi. /NDTV.COM

ZONA PRIANGAN - Seychelles, yang telah memvaksinasi lebih banyak populasinya terhadap corona daripada negara lainnya, malah kasus aktif lebih dari dua kali lipat dalam seminggu terakhir ini hingga 7 Mei 2021, meningkatkan kekhawatiran bahwa inokulasi tidak membantu membalikkan keadaan di beberapa tempat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa kegagalan vaksin tidak dapat ditentukan tanpa penilaian terperinci dan sedang bekerja untuk mengevaluasi situasinya.

Dikutip dari NDTV, Kate O'Brien, direktur departemen imunisasi, vaksin, dan biologi WHO, mengatakan pada Senin, 10 Mei 2021 bahwa WHO telah berkomunikasi langsung dengan Seychelles dan bahwa penilaian terperinci diperlukan untuk melihat faktor-faktor seperti jenis virus dan tingkat keparahan kasus virus.

Baca Juga: Gurun Pasir Moynaq Dulunya Laut yang Dalam, Kini Jadi Kuburan Kapal Penangkap Ikan

Sementara Kementerian Kesehatan negara yang berada di lepas pantai timur Afrika itu mengatakan pada Senin bahwa jumlah kasus aktif meningkat lebih dari dua kali lipatnya sejak pekan lalu menjadi 2.486 orang, dan 37% di antaranya telah menerima dua dosis vaksin.

Peningkatan kasus juga dialami oleh Maladewa, negara kepulauan lainnya yang ada di Samudra Hindia yang menjadi tujuan wisata populer dunia.

Di Seychelles, suntikan Sinopharm diberikan kepada 57% dari mereka yang diinokulasi penuh dan sisanya dengan Covishield, vaksin yang dibuat di India di bawah lisensi dari AstraZeneca Plc.

Baca Juga: Pesawat Kargo Terbesar di Dunia Lepas Landas dari Belfast Menuju India Mengirim Bantuan Medis

Hingga 8 Mei tidak ada orang yang tertular corona, malahan saat divaksinasi justru meninggal, Kantor Berita Seychelles melaporkan, mengutip menteri luar negeri dan pariwisata.

Seychelles, sekelompok pulau tropis yang dikelilingi pohon palem, pekan lalu memberlakukan kembali pembatasan termasuk menutup sekolah, membatalkan acara olahraga, dan melarang berbaur dengan tetangga.

Negara itu telah berlomba untuk memvaksinasi populasinya yang hanya di bawah 100.000, gelombang pertama dengan sumbangan dosis dari Sinopharm China dan kemudian dengan Covishield, sehingga bisnis pariwisata mereka dapat dibuka kembali dan pariwisata merupakan sumber kehidupan ekonominya.

Baca Juga: Gurun Pasir Moynaq Dulunya Laut yang Dalam, Kini Jadi Kuburan Kapal Penangkap Ikan

Daniel Lucey, profesor kedokteran klinis di Dartmouth Geisel School of Medicine, mengatakan dalam sebuah blog pekan lalu bahwa data tentang pengurutan genetik belum tersedia untuk infeksi di Seychelles pada April.

Namun, varian B.1.351, yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada akhir tahun lalu, ditemukan di Seychelles pada Februari, katanya.

Vaksin AstraZeneca tampaknya kurang efektif melawan varian itu dalam sebuah penelitian, dan Afrika Selatan menghentikan rencana untuk menggunakan suntikan vaksin tersebut.

Baca Juga: Postingan Wanita Asal Kanada Tentang Krisis Corona di Delhi Telah Viral di LinkedIn

Perbandingan antara Sinopharm, Covishield dan orang-orang yang tidak divaksinasi yang terjangkit virus corona dapat dilakukan dengan menggunakan pengurutan genetik dan data tentang tingkat keparahan infeksi mereka, kata Lucey.

Kasus-kasus di Maladewa, yang mengalami lonjakan karena semakin banyaknya kunjungan dari turis berduit asal India. Negara ini memiliki kasus baru paling banyak per 100.000 orang dalam lima, tujuh, dan 14 hari terakhir. Kasus aktif melonjak dari 4.978 menjadi 9.423 pada 9 Mei 2021.

Baca Juga: Warga Palestina Tidak Tenang Menyambut Idul Fitri 2021, Rumah Mereka Hancur oleh Serangan Udara Israel

Pada 8 Mei 2021, lebih dari 300.000 orang di Maladewa telah menerima setidaknya satu dosis vaksin dan 35% populasi telah menerima dua kali vaksinasi, menurut Badan Perlindungan Kesehatan. Negara ini telah menggunakan Sinopharm dan Covishield.

Hasil tes positif di Greater Male, daerah di sekitar ibukota Maladewa, adalah sekitar 60% dari total populaso. Mulai 7 Mei, pemerintah menutup gedung olahraga dan bioskop dan memberlakukan jam malam dari jam 9 malam sampai jam 4 pagi, kata badan itu.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: NDTV

Tags

Terkini

Terpopuler