Eksklusif, Merasa Jadi Teroris 27 Pilot Pesawat Tempur Israel Tidak Patuhi Perintah Menyerang Palestina

17 Mei 2021, 19:56 WIB
Ilustrasi helikopter tempur.* /Pixabay /Jörg Stendal


ZONA PRIANGAN - Pengakuan mengejutkan datang dari Yonatan Shapira, mantan pilot pesawat tempur Israel.

Yonatan Shapira mundur dari militer Israel karena merasa dirinya dididik sebagai teroris dan penjahat perang.

Menurut Yonatan Shapira, setiap warga negara Israel, sejak anak-anak sudah menerima pendidikan militeristik Zionis.

Baca Juga: Ternyata Israel Jual Kuota Internet Sangat Murah, 1GB Cuma Rp711 di Indonesia Rp12 Ribu

Shapira mengungkapkan, warga Israel tidak tahu apa-apa tentang Palestina. Lantas penindasan terhadap mereka menjadi pembenaran.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Kantor Berita Anadolu, Shapira menyadari setelah bergabung dengan tentara bahwa dirinya adalah "bagian dari organisasi teroris".

Tidak sesuai dengan hati nuraninya, Shapira mengundurkan diri dari militer Zionis pada tahun 2003.

Baca Juga: Warga Yerusalem Israel Panik, Sebuah Bangunan Hancur Dua Orang Tewas

Dia tidak mau menyerang Palestina. Shapira juga mengkampanyekan hal itu kepada rekan-rekan pilot pesawat tempur lainnya.

"Saya menyadari apa yang dilakukan Angkatan Udara Israel dan militer Israel adalah kejahatan perang," kata Shapira yang dikutip Midle East Monitor.

Kampanye Shapira menemui hasil. Setidaknya ada 27 pilot pesawat tempur yang diberhentikan militer Israel karena tidak memenuhi perintah menyerang Palestina.

Baca Juga: Hari Nakba, Bencana bagi Warga Palestina, Israel Musnahkan 450 Kota

Pada akhirnya Kapten Shapira menyadari apa arti dari gerakan Intifada yang dilakukan warga Palestina.

Padahal sebelumnya dia dibutakan tentang Nakba 1948, yang menjadi hari bencana bagi warga Palestina.

Dalam konflik tahun 2021, pesawat tempur Israel melakukan ratusan serangan udara terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza.

Baca Juga: Perang Berlanjut, Netanyahu: Tingkatkan Serangan, Pemimpin Hamas: Tidak Akan Menyerah

Saat ini tercatat sedikitnya 188 warga Palestina tewas, termasuk 55 anak-anak dan 33 wanita serta melukai 1.230 orang.***

 

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Midle East Monitor

Tags

Terkini

Terpopuler