Gara-gara Data di Ponsel, Pemuda Ini Jalani Hukuman Penggal Kepala di Arab Saudi

16 Juni 2021, 19:03 WIB
Mustafa telah terjebak dalam protes ketika dia berusia sekitar 17 tahun.* /Daily Star/

ZONA PRIANGAN - Enam tahun lalu, Mustafa Hashim al-Darwish ditangkap di Jalan Tarout, Arab Saudi. Dia dibebaskan tapi polisi menyita ponselnya.

Pemuda 18 tahun itu kemudian ditangkap lagi, karena polisi menemukan bukti di ponselnya, Mustafa Hashim al-Darwish terlibat kerusuhan antipemerintah.

Mustafa Hashim al-Darwish menghadapi hukuman mati, Rabu 16 Juni 2021 tadi pagi dia dieksekusi dengan dipenggal kepalanya dalam usia 26 tahun.

Baca Juga: Bhutan Negara Unik, Melarang Warganya Miskin dan Pernah Menolak Kehadiran Internet

Tekanan internasional termasuk dari Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Dominic Raab, tidak bisa menyelamatkan nyawa Mustafa Hashim al-Darwish.

Sebuah laporan resmi dari media pemerintah mengatakan al-Darwish dihukum karena menciptakan rancangan teroris bersenjata.

Dia memiliki tujuan untuk memantau dan membunuh pasukan keamanan, menyebabkan kerusuhan, memprovokasi kekacauan dan perselisihan sektarian dan membuat bom dengan maksud mengganggu.

Baca Juga: Unik, Republik Molossia, Jumlah Penduduknya Cuma 7 Orang, Punya Bendera dan Lagu Kebangsaan

Surat-surat pengadilan tidak memberikan tanggal spesifik untuk dugaan pelanggaran al-Darwish.

Tetapi sebagian besar pemberontakan yang disebut "Musim Semi Arab" berakhir sebelum September 2012, ketika al-Darwish berusia 18 tahun.

Dikutip Daily Star, keluarga al-Darwish mengatakan al-Darwish diasingkan selama enam bulan setelah dia ditangkap.

Baca Juga: Malaysia Selalu Menyaingi Indonesia, Kecuali di Bulutangkis Mereka Berada di Belakang Indonesia

"al-Darwish dipaksa membuat pengakuan yang dituduhkan setelah dia dipukuli dengan sangat parah hingga pingsan," pernyataan keluarga.

Sebuah pernyataan resmi dari keluarga mengatakan: "Enam tahun lalu, Mustafa ditangkap bersama dua temannya di jalan-jalan Tarout. Polisi membebaskannya tanpa tuduhan tetapi menyita teleponnya."

Mereka menambahkan: "Kami kemudian menemukan bahwa ada foto di ponsel yang menyinggung pemerintah."

Baca Juga: Seorang Pemuda Lolos dari Kawalan Paspampres, Berhasil Tampar Pipi Presiden

"Bagaimana mereka bisa mengeksekusi seorang anak laki-laki karena sebuah foto di ponselnya?"***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Daily Star

Tags

Terkini

Terpopuler