Hong Kong Kemungkinan Mempertahankan Isolasi Covid-19 hingga 2024

28 Januari 2022, 08:01 WIB
Hong Kong kemungkinan mempertahankan isolasi Covid-19 hingga 2024. /Reuters

ZONA PRIANGAN - Hong Kong hanya dapat dibuka kembali pada awal 2024 karena kebijakan Covid-19 yang ketat, yang dapat memicu eksodus perusahaan dan staf asing serta membahayakan perannya sebagai pusat keuangan, demikian diungkapkan oleh Kamar Dagang Eropa di dalam draft laporan.

Keefektifan terbatas dari vaksin yang dikembangkan secara lokal memaksa China daratan untuk mempertahankan pembatasan ketat pada perjalanan, kata kamar dagang itu dalam rancangan, yang ditinjau oleh Reuters tetapi belum dipublikasikan.

Kamar Dagang Eropa menolak mengomentari laporan tersebut.

Skenario yang paling mungkin untuk Hong Kong adalah tidak akan dibuka kembali sampai China meluncurkan vaksin mRNA di 1,4 miliar penduduknya, yang bisa memakan waktu hingga akhir 2023 atau awal 2024, katanya.

Baca Juga: 'Ikatan Cinta' Jumat 28 Januari 2022: Iqbal Dieksekusi di dalam Bui, Irvan Bermain Api Terbakar Sendiri

Jika itu masalahnya, majelis mengatakan ada risiko "efek kaskade" dari perusahaan yang meninggalkan pusat keuangan Asia.

"Kami mengantisipasi eksodus orang asing, mungkin yang terbesar dari yang pernah terjadi di Hong Kong, dan salah satu yang terbesar secara absolut dari kota mana pun di kawasan itu dalam sejarah baru-baru ini," katanya, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

Sementara Hong Kong telah berhasil mengendalikan virus untuk sebagian besar tahun 2021, Hong Kong telah menjadi salah satu tempat paling terisolasi di dunia karena pembatasan perjalanannya dan penguncian intermiten yang telah mempercepat pemulihan dari negara bekas jajahan Inggris itu.

Baca Juga: Tumpukan Tulang Manusia dan Hewan Ditemukan oleh Wanita yang Tinggal di Rumah Paling Berhantu di Dunia

Hong Kong mengalami lonjakan infeksi pada Januari, di mana pihak berwenang telah berjuang untuk mengendalikannya.

Mengingat skenario tersebut, perusahaan multinasional akan semakin merelokasi tim yang berfokus pada China ke daratan atau menggeser tim regional Asia mereka ke Singapura atau Seoul, kata kamar dagang tersebut.

Hong Kong bisa kehilangan daya tariknya sebagai pusat bisnis internasional serta potensinya untuk berkontribusi pada ekonomi China.

Baca Juga: Pria yang Kecanduan Pasang Lotre Ini Mengabaikan Kemenangan Rp14,39 Miliar pada Pemeriksaan Pertama

Kepergian bakat internasional juga dapat merusak "potensi kota untuk mempertahankan universitas kelas dunia", katanya.

Berbeda dengan daratan, Hong Kong bergantung pada pelancong bisnis dan barang impor.

Perannya sebagai salah satu pusat transhipment dan penumpang utama dunia telah dibatasi secara drastis oleh pembatasan penerbangan yang ketat, yang berarti sangat sedikit orang yang diizinkan untuk mendarat dan hampir tidak ada orang yang diizinkan untuk transit.

Baca Juga: Gurita dan Cumi-cumi Keturunan Alien, Mereka Berasal dari Antariksa yang Membeku Jatuh ke Bumi

Sebaliknya, pusat keuangan saingan mereka yakni Singapura telah melonggarkan pembatasan virus corona termasuk kontrol perbatasan.

Hanya sekitar 70% orang di Hong Kong yang telah divaksinasi ganda dibandingkan dengan 91% populasi Singapura yang memenuhi syarat.

Sebagian besar lansia Hong Kong belum divaksinasi.

Baca Juga: Ibu Rumah Tangga Ukraina Angkat Senjata seraya Memperingatkan Putin Bahwa Mereka Akan Mulai Menembak

Kamar Dagang Eropa menguraikan skenario lain dari "kemungkinan rata-rata" termasuk kemungkinan wabah yang tidak terkendali di daratan yang mengarah ke Hong Kong menyegel perbatasannya dengan China dan membuka kembali dengan seluruh dunia.

Skenario lain adalah wabah yang tidak terkendali di Hong Kong, yang akan membuat pembatasan tambahan menjadi tidak berarti. Hal ini dapat menyebabkan hingga 20.000 kematian di antara orang tua.

Baca Juga: Angkatan Laut AS Akan Evakuasi dan Memulihkan Jet Tempur F-35 yang Jatuh di Laut Natuna Utara

Kamar tersebut membuat rekomendasi kepada pemerintah termasuk mempercepat vaksinasi dan memperpendek karantina dari 21 hari menjadi 7 hingga 14 hari, yang akan memberikan angin segar bagi komunitas bisnis internasional.

Bisnis asing harus berasumsi bahwa Hong Kong kemungkinan besar akan "semi-tertutup untuk perjalanan internasional dalam 12-36 bulan mendatang". Bakat, dan mempertahankannya, akan menjadi "komoditas berharga", katanya.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler