ZONA PRIANGAN - Rombongan warga Inggris mulai meninggalkan Kiev ibukota Ukraina, saat rumor invasi Rusia kian meningkat.
Ketegangan yang terjadi di Kiev pun membuat sejumlah maskapai penerbangan menjadwal ulang rute ke Ukraina.
KLM dari Belanda, merupakan maskapai penerbangann pertama yang tidak lagi melayani rute ke Kiev.
Baca Juga: Pemilik Ajian Waringin Sungsang, Rawa Rontek, Lembu Sekilan, dan Ngalap Ngampar Sulit Dikalahkan
Warga negara Inggris di Ukraina didesak oleh Kantor Luar Negeri untuk pergi sekarang selama sarana komersial masih tersedia.
Pemerintah Inggris sudah memberi tahu, pasukan militer (RAF) tidak melayani evakuasi seperti halnya kejadian di Afghanistan.
Menteri Angkatan Bersenjata Inggris, James Heappey memperingatkan Rusia dalam posisi untuk dapat menyerang sangat cepat.
Baca Juga: Bikin Kaget Jemaah, Ustadz Ujang Bustomi Bergabung dengan Dukun Santet, Ini Alasannya
Sebuah sumber diplomatik Inggris mengatakan pandangan itu tampak "suram" dan menambahkan bahwa PM Boris Johnson akan terbuka untuk "diskusi lebih lanjut" tentang pengeluaran pertahanan dengan aliansi militer NATO jika Rusia menyerbu.
Saat beberapa warga sudah kembali ke Inggris, sebagian lainnya masih tertahan di Kiev, dengan alasan baru melahirkan.
Dikutip The Sun, Haider Ali (21) dari Birmingham, termasuk di antara penumpang yang tiba dalam penerbangan dari Kiev ke Gatwick pada Sabtu sore.
Baca Juga: China Diguncang Video Seorang Ibu Lehernya Dirantai Padahal Baru Melahirkan di Provinsi Jiangsu
Dia mengatakan peringatan itu "menyebabkan kepanikan" dengan rekan-rekan mahasiswanya di Dnipro Medical Institute.
Perintah Kementerian Luar Negeri untuk pergi dikeluarkan karena intelijen dan saran dari para ahli di lapangan menunjukkan tingkat ancaman yang meningkat, dengan invasi di beberapa titik dianggap sangat mungkin terjadi.
Heappey mengatakan kepada BBC: "Kami sekarang yakin bahwa sistem artileri, sistem rudal dan udara tempur semua di tempat yang akan memungkinkan Rusia untuk meluncurkan - tanpa pemberitahuan - serangan ke Ukraina."
"Dan atas dasar itu, warga Inggris harus segera meninggalkan negara itu saat sarana komersial masih tersedia," ujarnya.***