ZONA PRIANGAN - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky lolos dari pembunuhan berkat bantuan intel dari Rusia.
Nyawa Volodymyr Zelensky sempat terancam ketika dua regu dari pasukan Chechnya -- sekutu Vladimir Putin -- melakukan operasi pembunuhan.
Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Oleksiy Danilov mengatakan, sumber di dinas rahasia Rusia (FSB) memberikan informasi penting ke Kiev.
Baca Juga: Tentara Rusia Tinggalkan Tank T-72B dan Mencuri Mobil untuk Kabur dari Medan Pertempuran
"Sumber FSB bersimpati kepada Ukraina. Itu penting untuk keselamatan presiden," ujar Danilov.
Menurut The New Voice of Ukraina, intelijen Kiev kemudian melacak para pembunuh dan ditemukan di dua lokasi.
"Mereka dibagi menjadi dua kelompok, kami melacak mereka," ucap Danilov yang dikutip nypost.
“Satu kelompok ditangani di dekat Hostomel [barat laut Kiev], yang lain ada di depan mata kami,” tambahnya.
“Kami tidak akan menyerahkan presiden kami, negara kami. Ini adalah tanah kami, pergilah," tegas Danilov di depan TV.
Menurut intelijen AS, Rusia meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari dengan tujuan untuk "memenggal" pemerintah Ukraina pro-Barat dan memasang rezim yang bersahabat dengan Moskow.
Baca Juga: Kapal Selam Nuklir Rusia Siap Bergabung dalam Invasi ke Ukraina, Lakukan Latihan Rahasia di Irkutsk
Zelensky sendiri mengatakan dia berharap menjadi sasaran pada awal permusuhan minggu lalu - memberi tahu para pemimpin Eropa dalam pesan video: "Ini mungkin terakhir kali Anda melihat saya hidup."
Tidak segera jelas berapa banyak pembunuh yang terbunuh atau ditangkap pada hari Selasa.
Ramzan Kadyrov, pemimpin Chechnya dan sekutu Putin, mengkonfirmasi kehadiran pejuang Chechnya di Ukraina pekan lalu dan mendesak Ukraina untuk menggulingkan pemerintah mereka.
Baca Juga: 5.000 Tentara Kremlin Gugur di Medan Pertempuran, Rusia Telah Meluncurkan 400 Rudal ke Ukraina
Orang-orang Chechen bukan satu-satunya yang diyakini memburu Zelensky. Anggota Grup Wagner meerupakan pasukan lain yang mengincar Presiden Ukraina.
Grup Wagner merupakan tentara bayaran Rusia yang kejam yang diduga telah melakukan kejahatan perang atas nama Kremlin di Suriah dan Republik Afrika Tengah.***