Rudal Kinzhal dan Iskander-M Belum Membuat Ukraina Menyerah, Petinggi Militer Rusia Justru Banyak yang Tewas

20 Maret 2022, 19:14 WIB
Rudal balistik hipersonik Kinzhal Rusia.* /UPI/Alexei Druzhinin/Kremlin Pool/EPA-EFE

ZONA PRIANGAN - Walau belum menaklukan Kiev, pasukan Vladimir Putin sudah melepaskan 1.080 rudal ke berbagai target di Ukraina.

Serangan terbaru, pasukan Rusia lebih ganas dengan menembakan rudal Kinzhal dan Iskander-M untuk menghancurkan gudang senjata dan markas tentara Ukraina.

Rudal Kinzhal menghantam wilayah Desa Deliatyn, wilayah Ivano-Frankivsk. Sedangkan Iskander M diarahkan ke Mykolaiv.

Baca Juga: Komandan Resimen Pengawal ke-331 Rusia, Kolonel Sergei Sukharev Tewas Berdampingan Bersama 4 Anggotanya

Seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan, Rusia mengeluarkan rudal pamungkas, karena memasuki minggu ke-4 pasukannya banyak terhenti.

Terkait serangan rudal ke dekat Bandara Lviv, pejabat itu menambahkan, serangan Rusia itu tampaknya akurat.

Dengan penggunaan rudal mutakhir, pasukan Rusia berharap bisa mempercepat kelumpuhan tentara Ukraina.

Baca Juga: Lahir di Kiev, Andrey Paliy Ikut Menyerang Ukraina, Wakil Komandan Angkatan Laut Rusia Ini Tewas di Mariupol

Namun, sejauh ini tentara ini masih mampu memberikan perlawanan sengit. Bahkan serangan balik mereka banyak menewaskan petinggi militer Rusia.

Sementara itu Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield kembali curiga dengan rencana Rusia yang melakukan serangan bendera palsu.

Linda Thomas-Greenfield mengatakan, satu taktik pertempuran Moskow yang sedang berlangsung di depan mata, yakni bendera palsu.

Baca Juga: Takut Ancaman Rusia, Inggris Batalkan Pemecatan 10.000 Tentara dan Urung Menghancurkan Puluhan Tank

"Mereka meneriakan Ukraina menggunakan senjata biologis, padahal mereka sendiri yang melakukannya," kata Linda.

Dikutip ABC News, Linda mengungkapkan, Rusia telah berulang kali menuduh negara lain melakukan pelanggaran tapi mereka berencana menggunakan bahan kimia atau biologi untuk melawan rakyat Ukraina.

Linda mengingatkan bahwa Rusia yang mempertahankan program semacam itu merupakan pelanggaran hukum internasional dan memiliki sejarah yang didokumentasikan menggunakan agen saraf terhadap musuh Kremlin serta mendukung penggunaan perang kimia di Suriah.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: ABC News

Tags

Terkini

Terpopuler