ZONA PRIANGAN - Rusia mengklaim telah menguasai wilayah Luhansk namun tentara Ukraina terus membuat Moskow menderita kerugian.
Walau menarik mundur tentara dari Kota Lysychansk namun secara mengejutkan Ukraina meledakkan gudang amunisi di Kota Popasna yang dikuasai pasukan Vladimir Putin dan Grup Wagner.
Masih di wilayah Luhansk, pejuang Kiev pun berhasil menghancurkan gudang senjata di Alchevsk. Serangan Ukraina itu sama sekali tidak diduga pasukan Kremlin.
Baca Juga: Tiga Brigade Ukraina Lakukan Pengepungan Terhadap Konvoi Senjata Rusia, Ini yang Terjadi di Kharkiv
Kini prajurit Rusia bergerak ke Slovyansk dan Bakhmut dalam upaya menaklukan wilayah Donestk. Pengeboman sudah terjadi setiap hari.
Dikutip Express, Gubernur Luhansk, Serhiy Haidai mengatakan, tentara Ukraina masih memberikan perlawanan sengit walau diakui mulai terdesak.
Seperti diketahui, tentara Ukraina ditarik dari Severodonetsk dan Lysychansk untuk menghindari pengepungan pasukan Vladimir Putin.
Baca Juga: Drone Leleka Milik Ukraina Masuk Wilayah Rusia, Temukan Rahasia Vladimir Putin yang Mengerikan
Setelah mendapat laporan kemenangan di Luhansk, Pemimpin Kremlin itu memerintahkan pasukan Rusia untuk mengambil istirahat.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan kepada Putin bahwa "operasi" di wilayah timur ini, yang dekat dengan perbatasan Rusia, telah selesai.
Gubernur Luhansk Haidai mengatakan mundurnya dari Lysychansk disebabkan oleh ancaman "pengepungan" oleh pasukan penyerang.
Dalam pembaruan tentang serangan pangkalan udara di Melitopol pada hari Minggu, Walikota Ivan Fedorov, yang saat ini berada di wilayah yang dikuasai Ukraina, mengatakan: "Pada pukul 3 (0000 GMT) dan pukul 5 (0200 GMT), ada lebih dari 30 serangan di satu pangkalan militer."
Pangkalan itu diduduki pada hari kedua invasi Rusia pada bulan Februari dan digunakan untuk menyimpan amunisi untuk senjata berat Rusia.
Dia menambahkan: "Mereka menyimpan dan menangani logistik amunisi untuk senjata berat di pangkalan ini."
"Saat ini situasinya belum tenang (dan) semuanya masih meledak," ungkap Ivan Fedorov.***